Ternyata Setiap manusia mampu memahami kebenaran
beragama dan menikmati estetika agamanya masing-masing, Alloh juga lebih suka mengajak hambaNya bermain “Teater”
dan “Acting” seni tingkat tinggi yang hanya bisa di pahami oleh mereka dan
sudah menyatu denganNya. Misalnya saja ketika malam sabtu datang, dalam hati
ingin sekali izin untuk tidak hadir karena memang kurang sehat. Namun kenapa akhirnya
datang juga, entah kenapa? ada energi yang seperti apa? Kerinduan pada sosok
saudara yang dikenal belum lama. Menjadi semangat yang membakar pesakitan yang
di derita, mungkin itulah kekuatan cinta, yang di rasakan bukan hanya dilihat
dalam film telenovela.
Untuk menunjukan saya sedang sakit, saya sengaja
bercerita sekelumit tentang sakit yang saya alami. Dengan cara ini saya
berharap dido’akan diam-diam oleh saudara-saudaraku. Entah saudaraku tanggap Ing sasmito atau tidak,
kenyataan nya saat itu malam itu juga seketika tak kurasakan perut mual dan
mules yang di derita karena salah makan.
Dari sinilah Alloh Mengajak HambaNya Bermain
Teater. Bermain teater sangat perlu adanya pemain dan penonton di mana
keduanya akan menjadi lengkap dan menjadi sempurna disetiap pertunjukan
teater, di mana kalau kita tarik pada cerita saya yaitu antara yang mendo’akan
dan dido’akan yang berdo’a akan menambahkan amal sekaligus juga sebagai
bentuk kepedulian antar sesama dan yang di do’akan merasakan kebahagiaan karena
masih ada orang yang mau untuk turut berpartisipasi dalam usahanya mencari kesembuhan.
Begitu lengkap dan detailnya Alloh dalam berperan
sebagai sutradara Mulai dari Menulis Skenario, Menyiapkan Pemain, dan juga
sebagai Koordinator pelaksanaan pementasan. Namun yang terkadang luput dari
batas jarak pandang mata kita adalah dimana kita hanya melihat pemainnya kita
tahu adanya aspek-aspek visual yaitu Bumi sebagai Setting (tempat, suasana)
dimana bumi mampu menampung segala ekosistem yang ada di dalamnya.
Andai tindak laku kita bercermin pada bumi sampai
detik ini, planet yang diketahui bisa dihuni oleh manusia adalah Bumi. Planet
yang merupakan planet keempat dalam tata surya berbintangkan Matahari ini
secara saintifik memiliki syarat-syarat yang cocok untuk dihuni oleh makhluk
hidup, mulai dari iklim, suhu, gaya gravitasi, atmosfer, ketebalan kerak bumi,
dan lainnya. Persyaratan-persyaratan ini masih belum ditemukan dari
planet-planet lain yang pernah ditemukan di alam semesta ini. Tapi sekali lagi,
itu yang bisa ditemukan sejauh ini. Apakah benar-benar ada planet lain yang bisa
dihuni oleh manusia, ataukah ada keberadaan makhluk hidup di planet lain atau
galaksi lain di alam semesta ini, Allahu a’lam.
Bumi yang dihuni manusia saat ini memiliki diameter kurang lebih sekitar 12756 Km, tidak berbeda
jauh dengan tetangganya yang panas yaitu Venus, dan hampir dua kali lipat dari
Mars, besar? belum seberapa. bumi hanya 1/1000 volume Jupiter, planet terbesar
di tata surya yang tersusun dari gas. Jupiter juga besar? Ya, kalau
dibandingkan dengan bumi. Tapi kalau Jupiter dibandingkan lagi dengan Matahari,
Jupiter hanya 1/1000 volume Matahari, dengan kata lain, sangat kecil. Artinya,
bumi hanya memiliki 1/1000000 volume Matahari. Butuh 1 juta planet Bumi untuk
bisa membentuk bola sebesar Matahari.
Besar? Secara relatif ya, tapi coba bandingkan
dengan salah satu bintang raksasa merah, Aldebaran. Volume Matahari hanya
1/68000 dari volume Aldebaran dan masih banyak lagi bintang raksasa merah yang
belum di kita ketahui. Sementara kalau berkaitan dengan posisi bumi terhadap
benda-benda langit lainnya yang ada di alam semesta ini, bumi berjarak kurang
lebih 150 juta kilometer dari matahari belum lagi jarak cahaya sampai kebumi.
Lalu dimanakah posisi manusia di alam semesta ini?
*Miftahul Aziz