Simpul Maiyah Tegal namanya ko Poci? Poci itu apa? Kenapa harus Poci? Poci artinya apa?
Seringkali
pertanyaan seperti itu kerap muncul dan sering di pertanyakan
jamaah atau simpul maiyah lainnya, bahkan aku sendiri ikut mempertanyakannya. Kayaknya mungkin memang kita masih suka terjebak dengan kalimat 'Tak
Kenal Maka Tak Sayang' tidak salah juga dengan kalimat tersebut. Tapi
selama bermaiyah yang kurasakan malah tanpa harus mengenaldulu baru
sayang, justru kebalikannya sayang dulu baru saling kenal. Misalnya
ketika duduk bermaiyah menawarkan kopi ke sebelahnya padahal belum
saling mengenal kemudian ngobrol panjang lebar bahkan saking asiknya
sampai lupa saling menanyakan nama. Ini pengalaman yang kurasakan,
mungkin saja berbeda dengan teman teman yang lain. Karena aku sendiri
untuk merespon sesuatu yang baru diketahui masih terjebak kutipan
tulisan Daurnya Mbah Nun; Daur 1 : 59 Dilarang Memahami Markesot.
Kalau ada kata-kata atau kalimat-kalimat yang masuk ke otak kita, sifatnya berbeda-beda. Ada yang langsung bisa dinikmati. Ada yang seperti rumput, nunggu dua tiga hari baru tumbuh maknanya. Ada yang tiga empat bulan baru berbuah seperti jagung. Ada yang bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, seperti pohon jati, baru orang yang dimasuki kata-kata itu menemukan maknanya.
Pocimaiyah
tanpa harus mengenal lebih dalam maknanya, Aku sudah sangat Menyangi,
Menikmati, tali silahturahmi dan persaudaraan di dalamnya.
Hermansyah
Jakarta, 02 Juni 2018