Kamis, 09 Agustus 2018

Karir Memalukan

Gas kecil, atau pasokan tabung gas melon, saat ini mengalami kelangkaan. Masyarakat beramai-ramai mencari, jika akhirnya, setelah bersusah payah berburu Gas Kecil ndilalah ketemu penjual yang stoknya masih banyak, maka akan bersegera membeli sejumlah tabung yang dimiliki, iya yang hanya punya satu tabung, tapi yang punya tabung lebih dari satu, bisa dua sekaligus bahkan lebih.

Sekilas ini tampak biasa saja, termasuk bagi saya. Saya memiliki dua tabung gas, dan alamiah sekali saya juga ingin membeli dua tabung gas untuk persediaan dirumah, tapi hari itu akhirnya sayamemutuskan hanya membeli satu tabung saja. Karena memang yang dibutuhkan cuma satu. Adapun satu tabung gas yang kosong saya biarkan kosong. 

Saya mulai berfikir bahwa; 

Jika saya membeli satu saja, maka satu tabung yang masih ada di penjual bisa di beli oleh orang lainnya. Dan kita sama-sama bisa merasakan memasak air untuk mandinya anak-anak, memasak makanan dan sebagainya. Dan kalo nanti habis lagi, biarlah kita menikmati pencarian gas yang sedang langka ini. Tanpa perlu rakus menumpuk-numpuk stock, sedang masyarakat lain juga membutuhkannya.

Di sini sangat syahdu, bahwa Mbah Nun sering bilang, semua yang dipelajari akan menjadi file, kemudian akan terbuka suatu saat, di kejadian yang kamu alami. Semacam ada kesadaran tertentu, yang di getarkan oleh hati, ditangkap oleh akal, diterjemahkan oleh fikiran dan munculah file-file apa yang telah kita pelajari sebelumnya. 

Maka kejadian diatas, adalah salah satu contoh  bagaimana saya menyebut itu dengan file yang terbuka. 

***

Tetes - Karir Memalukan
Jika kita punya seratus piring nasi hari ini dan jutaan piring nasi untuk makan sampai ke masa depan, sementara orang lain hari ini belum pasti akan bisa makan sepiring nasi — itu bukanlah pencapaian cita-cita. Itu sukses karier pribadi. Dan karier pribadi itu memalukan di tengah sesama makhluk di jagat raya, apalagi di hadapan Maha Pencipta dan Pemilik Sejati segala sesuatu. (https://www.caknun.com/2017/karier-memalukan/)

 *Khairul Fahmi