Mbah
Wali benar benar lupa kalau dia, istriya, dan putri mbarepnya itu sudah
didaftarkan BPJS oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Hari
ini kebingungan Mbah Wali sudah berada di puncaknya. Wajah
cengengesanya berubah jadi memelas, siapa yang memandangnya pasti
menjadi iba. Istrinya sudah mulai kontraksi, itu bertanda sebentar lagi
sang jabang bayi akan segera terlahir ke bumi. Tapi untuk biaya
persalinannya Mbah Wali hanya pegang uang 500 ribu saja, itupun sisa
dari hasil jual kambing yang tempo hari ia peroleh dari undian gerak
jalan dalam rangka HUT RI ke 73. Mbah Wali harus tetap bersyukur sebab
ia diberi rezeki yang sama sekali tak pernah terduga, tak ada yang bisa
menebak dan mengira tentang kambing gratis itu. Singkat cerita kini Mbah
Wali dan istrinya pun sudah berada di ruang persalinan puskesmas.
"Ayo
bun! tarik nafas dalam-dalam, lalu keluarkan perlahan".
Kata Bu bidan
yang setia mememani proses persalinan istri Mbah Wali.
Sementara itu
Mbah Wali sembari memegang erat pundak istrinya ia terus saja membisikan
sholawat fatikh. Tak selang begitu lama, suara tangis bayi sebab
terlahir ke bumi pun menggema di ruang persalinan. Ia dan isrtriya
saling memandang dan mengucapkan kalimat hamdalah. Putri kedua telah
lahir dengan selamat.
"Alhamdulillah"
Setelah
dibersihkan Mbah Wali diminta untuk mengadzani telinga sang bayi. Mbah
Wali sadar betul bahwa rotasi kehidupan cepat atau lambat pasti akan
berputar. Hari ini ia mengadzani telinga buah hatinya, pada gilirannya
nanti saat tubuh terbujur kaku telinga Mbah Wali lah yang akan diadzani
oleh mereka.
Mbah Wali
kembali teringat tentang biaya persalinan saat diminta segera ke tempat
administrasi. Langkah kakinya pelan dan tak bersemangat, bukan sebab ia
kurang makan dan lemah syahwat, tapi karena uang 500 ribu di dompetnya
itu pasti kurang untuk membiayai proses persalinan istrinya. Ia berdiri
ngantri disebelah ibu-ibu yang sedang ngurus persyaratan fasilitas
pengguna kartu BPJS.
Namun
akhirnya, Mbah Wali kembali sumringah, keringat dinginnya pun mulai
menghilang. Sebab ibu-ibu disampingnya itulah ia teringat bahwa dirinya
juga memiliki kartu BPJS. Itu artinya uang 500 ribu di dompetnya akan
aman dan terkendali. Kurang ajar sekali Mbah Wali, walau dia sering kufur
nikmat atas apa yang Allah berikan kepadanya, namun Allah selalu
memberikan rezeki yang memang tak pernah terduga. Setelah beberapa minggu
yang lalu dapat kambing gratis, hari ini pun ia tak perlu merogoh
sakunya sebab kartu BPJS yang ia miliki masih bisa digunakan.
Sialan,
Mbah Wali kembali cengengesan. Dengan bangga dan sombong, sedikit untuk
pemanis bibirnya ia berucap.
"hazda min fadli rabby"
"hazda min fadli rabby"
*Mohamad Samsul Hadi |