Selasa, 25 September 2018

Mbah Wali, Hadza Min Fadli Rabby

Mbah Wali benar benar lupa kalau dia, istriya, dan putri mbarepnya itu sudah didaftarkan BPJS oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Hari ini kebingungan Mbah Wali sudah berada di puncaknya. Wajah cengengesanya berubah jadi memelas, siapa yang memandangnya pasti menjadi iba. Istrinya sudah mulai kontraksi, itu bertanda sebentar lagi sang jabang bayi akan segera terlahir ke bumi. Tapi untuk biaya persalinannya Mbah Wali hanya pegang uang 500 ribu saja, itupun sisa dari hasil jual kambing yang tempo hari ia peroleh dari undian gerak jalan dalam rangka HUT RI ke 73. Mbah Wali harus tetap bersyukur sebab ia diberi rezeki yang sama sekali tak pernah terduga, tak ada yang bisa menebak dan mengira tentang kambing gratis itu. Singkat cerita kini Mbah Wali dan istrinya pun sudah berada di ruang persalinan puskesmas.

"Ayo bun! tarik nafas dalam-dalam, lalu keluarkan perlahan".

Kata Bu bidan yang setia mememani proses persalinan istri Mbah Wali. 
Sementara itu Mbah Wali sembari memegang erat pundak istrinya ia terus saja membisikan sholawat fatikh. Tak selang begitu lama, suara tangis bayi sebab terlahir ke bumi pun menggema di ruang persalinan. Ia dan isrtriya saling memandang dan mengucapkan kalimat hamdalah. Putri kedua telah lahir dengan selamat.

"Alhamdulillah"

Setelah dibersihkan Mbah Wali diminta untuk mengadzani telinga sang bayi. Mbah Wali sadar betul bahwa rotasi kehidupan cepat atau lambat pasti akan berputar. Hari ini ia mengadzani telinga buah hatinya, pada gilirannya nanti saat tubuh terbujur kaku telinga Mbah Wali lah yang akan diadzani oleh mereka.

Mbah Wali kembali teringat tentang biaya persalinan saat diminta segera ke tempat administrasi. Langkah kakinya pelan dan tak bersemangat, bukan sebab ia kurang makan dan lemah syahwat, tapi karena uang 500 ribu di dompetnya itu pasti kurang untuk membiayai proses persalinan istrinya. Ia berdiri ngantri disebelah ibu-ibu yang sedang ngurus persyaratan fasilitas pengguna kartu BPJS.

Namun akhirnya, Mbah Wali kembali sumringah, keringat dinginnya pun mulai menghilang. Sebab ibu-ibu disampingnya itulah ia teringat bahwa dirinya juga memiliki kartu BPJS. Itu artinya uang 500 ribu di dompetnya akan aman dan terkendali. Kurang ajar sekali Mbah Wali, walau dia sering kufur nikmat atas apa yang Allah berikan kepadanya, namun Allah selalu memberikan rezeki yang memang tak pernah terduga. Setelah beberapa minggu yang lalu dapat kambing gratis, hari ini pun ia tak perlu merogoh sakunya sebab kartu BPJS yang ia miliki masih bisa digunakan.

Sialan, Mbah Wali kembali cengengesan. Dengan bangga dan sombong, sedikit untuk pemanis bibirnya ia berucap.

"hazda min fadli rabby"