Jumat, 19 April 2019

Wirid Wabal, Rencana Kita dan Kehendak Allah


Sayup sayup suara Ya Dzal Wabal terdengar sekitar pukul 19.30 di Taman GBN. “Lho kok? kan belum mulai?”. Gelaran GBN kali ini agak sedikit berbeda dari biasanya, karena akan ada wirid yang belum pernah dibawakan sebelumnya di GBN, yakni Wirid Wabal. Saya sendiri biasanya setelah membawa mobil yang digunakan untuk mengangkut sound system kemudian pulang mengantar anak saya dan datang lagi  jam 20.00. Tapi malam itu berbeda setelah mengantar anak Pukul 18.45, saya langsung balik ke GBN untuk mengikuti persiapan gelaran sinau bareng. Setelah sampai di GBN kira-kira pukul 19.00, ada tukang parkir yang mengingatkan bahwa mobil dulur maiyah lampu nya masih menyala. Setelah saya lihat memang lampunya masih menyala, jika dibiarkan sampai selesai acara AKI nya bisa tekor dan tidak bisa distarter. Akhirnya saya segera memberitahu ke dulur maiyah yang bawa mobil tersebut yakni Kang Azzam.

Kang Luay yang sudah sampai di GBN pada pukul 19.10 langsung saya sambut dengan suasana gembira, karena ini menandakan bahwa pembacaan Wirid Wabal aman, karena Kang Luay pastinya sudah latihan sedemikian rupa. Tapi malam itu ternyata Kang luay sejenak meminta ijin untuk pergi sebentar karena ada amanat dari ayahandanya yang harus sesegera mungkin dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, wal hasil kang Luay baru bisa membersamai di GBN nanti pada pukul 21.00. Yang terlintas di pikiran saya Bagaimana dengan Wirid Wabal? Siapa yang memimpin membawakan Wirid Wabal?

Sayup-sayup suara Ya Dzal Wabal yang terdengar pada pukul 19.30 itu tidak lain dan tidak bukan adalah kesigapan dulur-dulur maiyah yang sudah beberapa kali membaca wirid wabal untuk mengantisipasi Kang Luay yang tidak bisa memimpin karena harus menjalankan amanah yang lebih penting dari ayahandanya. Dulur-dulur yang sudah hadir pukul 19.30 malam itu Kang Azam, Kang Basit, Mas Jek, Kang Ajat dan tentunya Kang Idin yang menyiapkan alunan musik untuk mengiringi Ya Dzal Wabal melakukan latihan yang singkat dengan prinsip kalau memang gusti Allah berkehandak untuk dulur-dulur yang memimpin Wirid Wabal ya kita nikmati latihan ini dengan ridho dan ikhlas. Saya sendiri terus terang baru mendengarkan Wirid Wabal sekali sebelum tidur siang, padahal Kang Luay sendiri sudah mengirim video wirid wabal jauh-jauh hari di Grup WA. Satu hal yang sangat membantu lagi adalah kiriman teks Ya Dzal Wabal di Grup WA oleh Kang Luay pada puku 17.00. Mungkin Kang Luay tidak tahu pada malam itu tidak bisa ikut membersamai Wirid Wabal tapi sepertinya Allah mengirimkan rencana ajaibnya pada Kang Luay dan dulur-dulur maiyah lewat teks Wirid Wabal. Pada akhirnya bukan siapa yang memimpin Wirid Wabal malam itu, tapi mungkin kehendak Allah yang berlaku agar semua dulur-dulur memimpin jalannya Wirid Wabal itu. Kita berencana tapi Allah lah yang menentukan.


*Khairul Fahmi