Senin, 26 Agustus 2019

Kesadaran Cinta



Betapa mencintainya rakyat Indonesia kepada Simbah, terutama bagi para jama’ah maiyah dan para pelaku yang selalu merindu-rindukan acara Sinau Bareng bersama Mbah Nun, disetiap akhir acara ratusan orang atau mungkin ribuan berbondong-bondong datang ke depan panggung untuk mengajak Simbah bersalaman, mereka rela berdesak-desakan diantara banyaknya kerumunan manusia yang sangat ingin bersalaman dengannya, bahkan ada orang tua ditengah-tengah kerumunan yang ingin sekali melihat simbah dari dekat dan mengajaknya bersalaman, beberapa jama’ah membantu dia agar sampai kedepan, hingga akhirnya sampai didepan panggung orang tua berjenggot putih itu memandangi Simbah dengan mata berkaca-kaca melihat betapa besarnya cinta yang ada dihadapannya, aku tak tahu apakah orang tua yang hampir seluruh rambutnya telah beruban itu telah mengenal Simbah sebelumnua atau mungkin baru pertama kali dia melihatnya dan terkagum-kagum kepada kemesraan yang telah dia rasakan semasa acara. Orang tua itu menjulurkan tangannya kepada Simbah, namun desakan dari banyaknya orang membuat dia agak susah untuk bersalaman dan terpinggirkan, namun dengan murah hatinya Simbah berbicara dihadapan ribuan orang yang ingin mengajaknya bersalaman, mencium dan memeluknya di akhir acara, Simbah ngendika“Karena situasi tidak memungkinkan kita untuk bersalaman semuanya, akan butuh waktu banyak untuk melakukannya, tak apa meskipun kita tidak bisa bersalaman secara fisik akan tetapi sejatinya hati kita telah bersalaman”

Lain lagi aku lihat setelah simbah turun dari panggung beberapa dari mereka berebut sisa makanan yang sebelumnya dihidangkan untuk simbah semasa acara, bahkan sampai yang ada meminum sisaair yang telah diminum simbah mereka teguk habis, aku tidak tau apa maksud mereka melakukan itu semua, tetapi aku yakin seluruh perlakuan mereka didasari karena cinta, sehingga mereka mencinta semua yang ada pada diri simbah termasuk sisa-sisa makanan yang telah dimakannya.

Betapa simbah seakan menjadi magnet besar yang mampu menarik banyak orang untuk mendekat kepadanya dan betapa mesranya suasana saat itu yang hanya dipenuhi dengan cinta, setiap orang memiliki pembuktian dan cara pengungkapan cinta yang berbeda-beda, ada yang datang menatapkan wajahnya kepada Simbah berharap simbah tau bahwa dia mencintainya, ada yang memakan sisa makanan Simbah dengan alasan mencintai simbah berarti mencintai apa saja yang bersentuhan dengannya termasuk sisa makanannya, ada yang menatap simbah langsung bahagia karena telah merasa puas melihat bahwa Simbah sehat dan baik-baik saja, cinta memiliki cara sendiri untuk saling mencintai.


Namun aku terkagum-kagum kepada beberapa orang yang dalam hatinya sangat ingin besalaman dengan Simbah, namun dia menahan diri untuk tidak melakukannya, padahal simbah telah dihadapannya, jelas mudah saja bagi orang itu untuk langsung bersalaman dengan simbah ataupun mungkin memeluknya langsung karena Simbah ada dihadapan dirinya, tetapi tidak  demikian yang mereka lakukan, kesadaran akan cinta telah terbangun dalam hati dan pikirannya, baginya keselamatan simbah lebih utama daripada keinginannya, mereka rela menahan diri untuk bersakaman danmenjadi pagar betis didepan panggung untuk menahan banyaknya orang yang ingin bersalaman yang kemungkinan akan membuat Simbah ikut masuk kedalam kerumunan, terdesak-desak ribuan orang, mereka yang menjadikan diri mereka benteng keselamatan bagi Simbah untuk tetap berada dalam situasi lega dan nyaman, menjadikan tubuhnya rela tersendat-sendat didorong dari belakang, betapa kagumnya aku pada orang-orang tersebut dan aku sangat berterimakasih kepada mereka yang telah mau menjaga Simbah melebihi mereka menjaga dirinya.

Kesadaran cinta semacam ini yang membuatku kagum, karena terkadang kita sebagai pecinta menyatakan cinta kita yang teramat besar kepada kekasihnya dan berusaha keras untuk membuktikannya dengan seluruh tenaga berharap kekasih bahagia dengan pembuktian yang kita lakukan, padahal kekasih tak membutukannya saat itu tetapi sang pecinta terus bersih keras untuk membuktikan cintanya dengan apa yang menurut dia mampu membahagiakan kekasihnya, hal semacam ini patut dikoreksi bagi para pecinta bisa jadi dia hanya mengedepankan keinginan-keinginannya untuk terlihat eksis dihadapan kekasihnya tetapi tak memikirkan apa yang sebenernya kekasih butuhkan? Pembuktian akan terbuang sia-sia jika dirimu hanya meladeni egoismu saja, kekasih tak membutuhkan apa yang engkau tawarkan, dia membutuhkan apa yang sekarang sedang dia butuhkan, tetapi terkadang kita lupa untuk memperhatikan karena kita terlalu dimabuk cinta sampai lupa kesadaran,kemabukan cinta seharusnya tetap membuat kita sadar untuk menjaga dan membuat orang yang kita cinta selalu bahagia.

Lantas untuk apa kita bahagia dengan seluruh pembuktian yang telah kita lakukan kepadanya, jika memang dia tidak bahagia sama sekali atas apa yang kamu lakui, kamu akan terasa menjadi seorang yang sangat egois yang mengedepankan eksitensimu dihadapan orang yang kamu cintai sambil betkata “inilah pembuktianku, inilah aku yang sangat mencintaimu” padahal seluruh pembuktian yang engkau berikan sama sekali tak dibutuhkan waktu itu, ada kebutuhan yang lain yang seharusnya dipenuhi tetapi kamu lalai dan tidak memperhatikannya. Sebab barang apapun yang jika tidak ditempatkan pada tempatnya akan menjadi sia-sia, kita perlu semacam pola untuk mengatur mana yang pantas diberikan saat ini, karena situasi mempengaruhi hal yang terpantas untuk kita memberikan, banykan apabila kita memberikan sumbangan air mineral yang kepada warganya tidak terkena musibah kekeringan, apakah pantas kita memberikan itu jika memang saat itu tidak terlalu diperlukan? Atau memberikan zakat kepada orang kaya?Pemberian bantuan air mineral akan lebih pantas jika situasi saat itu sedang kekeringan dan pemberian zakat akan menjadi lebih dihargai ketika kita berikannya kepada orang miskin.

Cobalah untuk sedikit merendah diri untuk mengetahui keinginan orang yang kamu cintai, agar apa yang kamu lakui itu sesuai dengan permintaannya, lihatlah tanda-tanda yang ada pada diri kekasih dan bacalah agar kamu mengerti pola tidakan apa yang seharusnya kamu lakukan, kamu akan merasa lebih bahagia melihat pembuktianmumembuat bahagia kekasihmu ketimbang pembuktianmu hanya untuk kebahagianmu saja, untuk apa? Bukankan cinta adalah dua buah kendi yang saling mengisi agar tidak ada kekosongan dalam hati, jadi apa yang harus kamu lakukan hari ini ataupun nanti kepada orang yang kamu cintai? Ingatlah cinta adalah saling mengerti, bukan saling menonjolkan diri, cinta adalah kebahagiaan bersama buka kebahagiaan satu pihak saja, cinta adalah dialog antara dua aku yang saling memahami bukan satu keakuan yang ingin diperhatikan, cinta itu meruang bukan untuk satu orang dan cinta tak memiliki penjelasan atas setiap perlakuan.

Agaknya para jama’ah maiyah bisa belajar merendahkam diri untuk memahami sekelilinganya, agar bagaimana peranan cintamu dalam mencintai terjadi sebagaimana mestinya, cinta dilakukan dengan penuh ketulusan, kasih sayang, kemesraan yang cinta timbulkan dari setiap pembuktian cinta yang kamu lakukan, apalagi ketika selesai acara maiyahan, bacalah kondisi sekitar agar kamu tau bagaimana caranya berterimakasih kepada orang-orang yang telah memberimu ilmu terutama Mbah Nun, dan peranan apa yang kamu harus lakukan setelah selesai acara tanpa harus kamu mengedepankan dirimu dengan itu kamu bisa membuktikan cintamu kepadanya

Wallahu A'lam

Rizki Eka Kurniawan
Tegal, 25 Agustus 2019