Reportase
Singkat Poci Maiyah November 2019
Oleh : Isal Sofyan
Oleh : Isal Sofyan
Tidak seperti biasanya
gelaran sinau bareng di Roudhotul GBN semua dilatih untuk ikut uplak-uplek di dapur.
Maiyahan
sida ora sih donge, yawene nembe gelar-gelar colak-colok setrum chek-chok sound
dan sapanunggalane.
Apa bener kita sedang
tidak ingin terliput atau kefoto ketika sedang berlangsung mengerjakan segala
sesuatu? apakah semalam semua sedang berlatih bergotong
royong, remojongan,atau
pura-pura
peduli seperti tulisan kaos di salah satu jamaah Maiyah di Roudhotul
GBN.
Asembuhlah.... Intinya
selalu sa'uwise sinau bareng di Roudhotul GBN ada saja kesepian
yang menolak dibungkam beberapa jam yang lalu mungkin. Atau lebih singkat para jamaah roudhotul gbn berbondong-bondong membawa pulang bingkisan bahagia
dari tuan rumah dalam kurung poci maiyah.
Jejak mereka seperti
ninja hatori yang melintasi
gunung dan menyusuri
lembah, ada
yang dari gambuhan
blok sekitar bukit kukusan perbatasan tegal dan pemalang, ada juga yang dari
Danasari, Bojong, Kedawon, Limbangan (wuiih
adoh yah,) merek adalah sang petualang jauh yang
menemukan tanah sunyi yang saya namai Roudhotul
GBN (ben katon islami).
Melihat gedebag-gedebuge para sedulur poci
maiyah semalam ndadak jiwa fotografiku (jauh dari kata jago)
merasa tertantang untuk mengeksekusi atau menstreet
fotografikan segala macam kesemrawudan yang terpampang tampak rapi di depan lensa kamera cannon 700D. (Street
fotografi sih apa? silahkan gugling rame-rame yuuuuk .. hehe)
Roudhotul
GBN
sudah berkembang, di
sana hanya ia yang tahu kegembiraan mana yang menghabiskan pesta rindu setelah
selama sebulan tidak bertemu dan terlihat selalu menyala kesepiannya.