Rabu, 08 Januari 2020

Cuaca Adalah Rahmat, Maiyahan Tetap Istiqomah.

Catatan Singkat Sinau Bareng Poci Maiyah Januari 2020
Oleh : Lingkar Gagang Poci 


Dunia ini berisi proses silih berganti antara cinta dan pertikaian, apabila cinta berkuasa maka musnahlah semua unsur-unsur yang menimbulkan pertikaian dan kekacauan. Begitupula sebaliknya.

Jum’at malam, 3 Januari 2020, gelaran Sinau Bareng Poci Maiyah Tegal diperjalankan. Cuaca selalu bersahabat, hujan ataupun terang berbintang, keduanya tetaplah rahmat. Tempat yang biasanya di Monumen GBN Slawi bergeser ke Gedung Rakyat. Di luar atau di dalam ruangan, ramai atau hanya beberapa orang, cinta Tuhan selalu terasa nikmat. Datang dari berbagai warna, mereka berkumpul di sana. Meski hujan menyapa, tak menyurutkan sinar ceria. Tiada malam tanpa rasa. Cinta tetap hadir di dalamnya.

Dari para jamaah seakan jawaban, bahwa semangat bukan perihal quote semata. Ada banyak hal yang lebih memakna lewat mata. Mata-mata kepedulian pun mengaroma. Lewat para jamaah dan para pegiat di sana. Hujan tak hanya sekedar mengingatkan kenangan, tapi membuat kenangan. Dan malam itu, adalah kenangan yang tak akan luruh di awal dua ribu dua puluh. Tiada yang pergi dari hati. Tiada yang hilang dari kenangan. Sebab kenangan yang terukir dalam hati, dan tersimpan dalam ingatan, tak akan pernah terlupakan. Betapa semangatnya para sedulur maiyah tergambarkan. Dengan tetap melaknakan gelaran sinau bareng di saat pada sabtu malam.

Mungkin sebelumnya pertanyaan ini lah yang terlintas lebih dulu di benak-benak sedulur Maiyah“Bengi kieudan apa orayah?” dikarenakan sekitar pukul 17.00 langit di daerah slawi (lokasi sinau bareng poci maiyah) terlihat mendung, namun hujan tak juga turun. Padahal dalam beberapa hari belakangan, hampir setiap hari hujan selalu mengguyur. Selepas Maghrib, terlihat dari selatan kota slawi, petir dan gludug terdengar, angin semilir juga seperti mengabarkan bahwa hujan akan datang.

“Nyong ngenteni nang mburi GBN.”
Pesan singkat dari salah satu penggiat bahwa ia mengabarkan sudah tiba di belakang monumen GBN, lokasi yang biasanya digunakan untuk rutinan sinau bareng.

”Kie sidane nang endi Maiyahane? Nang GBN apa Gedung Rakyat?”
Pertanyaan muncul dari beberapa sedulur yang ingin memastikan lokasi sinau bareng malam itu. Namun hingga Jama’ah Isya selesai, belum ada kepastian untuk lokasi maiyahan.

“Menurutku mending langsung ke Gedung Rakyat. Gumayun dan sekitare bledek ngampar nemen.”
Mbah Nahar lewat grup whatsapp mengusulkan bahwa sinau bareng pindah lokasi ke Gedung Rakyat. Karena memang malam itu gludug benar-benar mengabarkan bahwa hujan akan segera turun.

Sekitar pukul 19.30 lebih, Kang Koor tiba di lokasi belakang GBN dengan membawa soundsystem dan mengabarkan bahwa  Lokasi pindah bae nang gedung rakyat.” Dengan sigap beberapa sedulur yang standby di belakang GBN langsung mengangkut peralatan yang akan dibawa ke Galery Gedung Rakyat.

Sinergi malam itu begitu nyata. Saling berperan dalam ruang yang membesar, menyatu dalam perbedaan, bersama menuntaskan tugas Tuhan. Karena tak mungkin sesuatu dapat terselesaikan tanpa sinergi, kerjasama, persilangan jalan kebaikan, meski setiap manusia memiliki jalan hidup masing-masing. Matahari di siang hari, sedang bintang dan bulan di malam hari. Gunung menjulang menjadikan bumi tak goyang, dan laut yang dalam menyimpan begitu banyak yang manusia butuhkan. Tangan kanan harus bersinergi dengan tangan kiri, begiti juga mata, telinga, mulut dan sebagainya.


Tidak ada orang bodoh mutlak, seperti halnya orang cerdas mutlak. Bahkan Rasulullah pun oleh Allah dikehendaki untuk lupa, sanuqri-ukafalatansaa illa masyaa allah. Maka dibukakanlah pintu saling mengingatkan, tawashoubilhaq watawa shoubish shobr wabilmarhamah. Kita mungkin cerdas di satu sisi, tapi memiliki kebodohan di sisi yang lain. Kita mungkin banyak hal yang bodoh dalam sekian hal, tapi pasti memiliki kecerdasan di hal-hal tertentu. Tuhan tak marah dengan kebodohan yang kita miliki selama terus belajar. Tapi Dia akan marah ketika kita mengerti, bahkan membaca dan memahami kitab-Nya namun menyembunyikan itu, apalagi untuk diri kita sendiri. Paham, tapi menolak untuk melakukan tanpa alasan yang adil.