Rabu, 22 Januari 2020

Ketidaktahuan Juga Adalah Pengetahuan

Nyaur Tadabbur Daur




Orang Maiyah tidak rendah diri untuk menemukan dirinya tidak berdaya atas sesuatu hal, dan tidak menjadi mungguh menyangka dirinya berdaya atas hal lain. Orang Maiyah tidak memfokuskan pandangan dan gerakannya pada perjalanan dirinya sendiri, melainkan pada Tuhan dan penugasan-Nya. Daur 18 : Hijrah Maiyah.

"Dari pembelajaran yang Mbah dedarkan," Mbah Markesot bertanya pada Kixut (panggilan Jon Quixote) sebelum diizinkannya berkelana. "Apakah manusia yang meminta pada Tuhan agar diciptakan, manusia ditawari untuk diciptakan, atau dipaksa diciptakan, menurutmu yang mana?"

"Apakah pengetahuanku tentang itu penting, Mbah?" tanya Kixut balik. Dari kecil memang dia terlatih mencari celah tanya dari apa saja yang disampaikan orang-orang. Saat baru bisa merangkai kata, Mbah Sot ingat, Kixut bertanya pada ibunya yang orang priyangan itu. "Mah, kalau bumi itu artinya rumah (bahasa sunda), kenapa orang-orang (manusia) suka merusak rumahnya sendiri?" hanya karena dia sering melihat orang-orang buang sampah di sungai.

"Kenapa kamu bertanya begitu?" sambil tersenyum, Mbah Sot bertanya balik.

"Bukankah Mbah Sot yang mengajarkan, kalau sebaiknya selalu mengutamakan petunjuk Allah daripada pengetahuan diri kita sendiri?"

"Haha," Mbah Sot tertawa girang. "Betul kamu, betul. Jadi, sudahkah kamu mendapat petunjuk tentang tiga hal yang Mbah tanyakan tadi?"

"Sebentar Mbah," kata Kixut sembari membuka quran digital android di tangannya. Remaja menjelang dewasa ini, nampaknya diajari untuk tak jauh-jauh dari 'rahmat terbesar' itu oleh kakeknya. "Jika hidup ini adalah tugas dan tanggungjawab yang nantinya diminta laporan akhirnya, maka inna arodlnal amanata alaa samawati wal ardli¹, dan karena itu, manusia ditawari, lalu meminta, kemudian diciptakan,"

"Lalu, mengapa di akhir ayat itu tuhan mengakhiri dengan, innahu kana dholuman jahuula? Tentu saja, jika kamu sudah mendapat jawab dari petunjuk akal yang dicahayai-Nya," Mbah Sot tak mau dibalas pertanyaan lagi nampaknya.

"Kalau ini, gimana Mbah, kholaqnahu min nuthfah fa idza huwa khosyimum mubiin²?"

Mbah Sot angguk-angguk sembari tersenyum dan menepuk pundak Kixut.

"Pahamilah, di maiyah yang kita mesrai bersama, Orang Maiyah tidak rendah diri untuk menemukan dirinya tidak berdaya atas sesuatu hal, dan tidak menjadi mungguh menyangka dirinya berdaya atas hal lain. Orang Maiyah tidak memfokuskan pandangan dan gerakannya pada perjalanan dirinya sendiri, melainkan pada Tuhan dan penugasan-Nya," pesan Mbah Sot. "Menyadari ketidaktahuanmu tentang Tuhan juga adalah termasuk hidayah (ma'rifat). Memahami ketidaktahuan adalah termasuk pengetahuan, dan mungkin itu yang mendasar, juga sangat penting. Kita tak lantas merasa rendah dengan ketidaktahuan, karena kita tak akan pernah berhenti belajar. Lalu kita pun tak lantas merasa mampu, apalagi pandai, ketika satu dua persoalan hidup dapat kita tuntaskan. Karena sejatinya itu adalah pertolongan Tuhan. Dimanapun kamu berada, Allah dan rasulullah yang menjadi tujuan kita, dan sumber mata air petunjuk utama. Selanjutnya, gunakan akalmu,"


¹Al-Ahzab ayat 72
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.



²Ya Sin ayat 77
أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسٰنُ أَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!