Jumat, 13 Mei 2022

Bungah Kepanggih : Tahun ke-6


Mukadimah Poci Maiyah Mei 2022
Oleh: Mustofa Ups


Maha Anggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan

Maha Agung Ia yang mustahil menganugerahkan keburukan

Apakah yang menyelubungi kehidupan ini selain cahaya?

Kegelapan hanyalah ketika taburan cahaya tak diterima

Kecuali kesucian tidaklah Tuhan berikan kepada kita

Kotoran adalah kesucian yang hakikatnya tak dipelihara

Katakan kepadaku adakah neraka itu kufur dan durhaka?

Sedang bagi keadilan hukum ia menyediakan dirinya

Ke mana pun memandang yang tampak ialah kebenaran

Kebatilan hanyalah kebenaran yang tak diberi ruang

Maha Anggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan

Suapi ia makanan agar tak lapar dan berwajah keburukan

Tuhan kekasihku tak mengajari apa pun kecuali cinta

Kebencian tak ada kecuali cinta kau lukai hatinya

TAHAJUD CINTAKU

Emha Ainun Nadjib

1988


***

Momentum hari raya Idul fitri memang telah berlalu. Sahut-sahutan takbir hari raya di surau-surau, musholla, langgar, masjid, rumah-rumah sesepuh, bahkan di pusat-pusat perbelanjaan juga telah terlewatkan. Namun nuansa keakraban khasnya masih sangat jelas terasa sampai di gelarnya POCI MAIYAH dengan tema Bungah Kepanggih di tahun ke-6 ini.

POCI MAIYAH memulai kembali dengan lembaran kertas baru yang kemudian masing-masing dari kita di perjalankan menulis cerita-cerita baru untuk bekerja keras menggapai apa yang kita cita-citakan di tahun selanjutnya. Entah itu bersifat dzohir/materi, maupun yang bersifat ruhani/batin.

Semua orang punya cara masing-masing menjadikan Idul Fitri ini sebagai "START" awal untuk planing kedepan dalam melangkah menuju kehidupan yang lebih baik lagi.


IDUL FITRI

Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa, yaitu menjadi manusia yang bertaqwa.

Idul fitri berasal dari dua kata “id” dan “al-fitri”. Id secara bahasa berasal dari kata aada – ya’uudu, yang artinya kembali. Hari raya disebut ‘id’ karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama. Sedangkan kata ‘fitri’ memiliki dua makna, yaitu suci dan berbuka. Suci berarti bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan. Sedangkan fitri yang berarti berbuka berdasarkan pada hadits Rasulullah SAW:

”Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya.”

Dari penjelasan makna Idul Fitri di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Idul Fitri berarti kembalinya seseorang kepada keadaan suci atau keterbebasan dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan sehingga berada dalam kesucian atau fitrah.

Hari raya ini pun merupakan hari raya kemenangan dimana umat muslim merayakannya dengan kembali “buka puasa” atau makan. Itulah mengapa salah satu sunah sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri adalah makan atau minum walaupun sedikit. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri 1 Syawal itu waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memaknai Idul Fitri dengan sungguh-sungguh. Bukan soal banyaknya makanan yang kita punya di hari raya ini, melainkan berapa banyak bantuan yang kita beri untuk mereka yang kekurangan. Bukan soal barang atau baju baru dan mewah, melainkan seberapa bersihnya hati kita untuk mau memaafkan orang lain.

Lantas,apakah memang itu semua makna sebenarnya dari kesucian yang Allah berikan kepada kita saat hari raya Idul Fitri tiba?

Kemenangan yang seperti apa yang kemudian Allah juga hadiahkan untuk hamba-hamba pihanNYA? Hamba yang seperti apa yang berhak memperoleh kemenangan? Yang banyak memberi kepada orang lain kah? Bagaimana dengan orang-orang yang tidak mampu memberi kepada orang lain?

Ataukah ada kesucian-kesucian dan kemenangan-kemenangan lain yang lebih membuat kita bisa berada pada derajat yang lebih tinggi di sisi-NYA?