Senin, 29 Januari 2018

Mencoba Menghadirkan Kekasih-Nya

Suara tlakson motor dan mobil saling bersahutan di jalan raya, tersiur angin hingga ketelinga kita. Di antara ramainya kendaraan kunikmati perjalanan sambil sesekali bersholawatan. Sebagaimana kesibukan orang orang dengan berbagai tujuan yang dikejar. Seperti keinginan setiap nasib untuk tidak menemu takdir, terkapar di jalan raya yang padat lalulintas, bahkan sesekali macet. 

Di sepenjang jalan dari Balapulang menuju Talang, inilah kehidupan masyarakat kabupaten Tegal dengan perbedaan nasib manusianya yang tidak pernah disesali. Ada keharuan setiap melihat anak-anak kecil memegang kicrik di lampu merah dan tukang becak yang setia menemani malam, begitupun para pedagang kakilima di ruas jalan banjaran-adiwerna-talang yang manut-manut diberi jatah sekian jam hanya di malam hari agar terselenggarakannya kampanye kota BAHARI "Bahagia sendiri, Mbetahi lan Ngangeni?". "Kenapa tidak?" Toh setelah pedagang loakan di pindah ke terminal singkil, mereka diberi jatah tempat, itu kalau mereka mau. Semua harus ditingkatkan, tidak terus lesehan, tidak cukup puas dengan penghasilan yang serba pas-pasan untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari dengan ala kadarnya. Mental lesehan mesti diubah menjadi mental professional. Untuk itu mereka perlu studi, bagaimana mereka belajar bisnis, tidak cukup percaya dengan peruntungan nasib dan perputaran rezeki yang mulur mengkeret. 

"BENARKAH ini campur tangan-Mu? Oh, Tuhan."

*Isal Sofyan