Rabu, 06 Juni 2018

Reportase 1 Poci Maiyah Juni 2018 - GUMOH

Jumat, 1 Juni 2018 tepat malam nuzulul quran, Poci Maiyah kembali menggelar acara rutinan satu bulan sekali di monumen GBN Slawi.
Jauh hari sebelum dimulai sedulur poci maiyah sudah disibukan dengan penentuan tema, maka tibalah kata Gumoh disepakati untuk dibahas bersama. Dari mulanya muncul kata gumoh ialah sebab sang bupati/koordinator poci maiyah yang meminta pamit dari amanahnya.

"Sampean wis gumoh, wis emoh maning dadi bupati poci maiyah." Itu lah yang sering diungkapkan Mbah Nahar, sehingga kemudian gumoh diangkat menjadi tema.

Gumoh sendiri sangat identik dengan bayi yang usianya belum genap satu tahun. Biasanya ini terjadi saat sang bayi sedang disusui oleh ibunya, air susu atau makanan yang keluar dari mulut bayi sebab terlalu banyak inilah yang kemudian disebut gumoh. Sejatinya gumoh tidak berbahaya bagi sang bayi. Justru gumoh adalah proses penyucian bagi jabang bayi yang baru lahir. 

Setelah beberapa lagu dinyayikan, ada tembang yang asik juga dari Pak Angger, diskusi tentang gumoh kembali dimulai. Kali ini Kang Ali yang biasa aktif di Gambang Syafaat mencoba merespon tentang tema malam itu. Kang Ali melihat kata gumoh dari sudut pandang psikologi. Menurutnya, gumoh adalah mengeluarkan segala sesuatu yang sifatnya sudah berlebihan. Melampiaskan emosi, tekanan, ataupun ketegangan dengan cara mencari hiburan, minum kopi dan lain sebagainya. Hal ini biasanya disebut juga dengan kata katarsis. Kang Ali juga mencoba mengartikan gumoh dengan bahasa yang berbeda yakni katalis.

Sebelum Kang Ali, Mbah Nahar juga ikut merespon. Menurutnya, gumoh juga terjadi pada masyarakat luas. Sebagian dari kita sudah sangat gumoh dengan janji-janji politik yang hingga saat ini lakunya masih sama dengan 20 tahun yang lalu, sehingga imbasnya adalah golput.

"Mlukek garo sing isine janji janji tok" mungkin seperti itu kata orang tegal.

Malam itu, langit diatas monumen GBN sangat terang. Rembulannya bersinar dengan sempurna. Angin yang bertiup mersah sesekali membawa hawa dingin, menambah kekhusuaan kita dalam berdoa di akhir acara. Kang Mufti Ali pun menyudahi lantunan do'anya dengan bacaan. Al Fatihah...