Beberapa
minggu yang lalu salah satu penggiat Poci Maiyah Mas Isal namanya, datang sowan
secara khusus ke ndalem Mbah Nun. Menurut yang Mas Isal ceritakan ia bersama
teman-teman maiyah dari berbagai kota lain ditemui oleh Mbah Nun menjelang
waktu ashar hingga hampir maghrib. Mbah Nun sendiri terlihat sangat lelah,
terlihat dari raut wajah dan cekungan dibawah bola mata beliau. Namun dengan
sangat senang hati beliau masih menyempatkan berdikusi dengan mereka.
Dengan
singkat Mas Isal mengutarakan maksudnya kepada Mbah Nun, bahwa ia datang jauh
dari Tegal adalah ingin menyampaikan sekaligus meminta restu terkait dengan
Poci Maiyah. Banyak yang disampaikan oleh Mbah Nun tentang Poci Maiyah, salah
satunya adalah ketertarikan Mbah Nun yang juga ingin berkunjung ke Tegal. Selain
itu yang lebih penting ialah agar teman-teman Poci Maiyah mampu menjaga apa
yang saat ini sedang mereka tandur. Ibaratnya Poci Maiyah adalah pohon yang
baru mencingis, maka harus
benar-benar dirawat dan disiram dengan air keistiqomahan.
Poci
Maiyah sendiri sudah berjalan selama lima bulan lebih, berjumpa setiap malam
sabtu awal bulan di GBN Slawi. Selain itu juga ada beberapa teman-teman Poci Maiyah
yang masih merantau di Jakarta dan aktiv di Kenduri Cinta. Namun pada intinya
adalah, dimanapun kita berada mari kita bersama nyirami tanduran yang baru mencingis.