Puasa sepanjang hidup adalah tema sinau bareng Poci Maiyah dibulan Juni
2017, atau bertepatan dengan malam ke-7 di bulan ramadhan pada hitungan
kelender Hijriyah. Dengan lain bahasa ramadhan juga ada yang menyebutnya dengan
puasa atau puoso yang jika diartikan
secara bahasa adalah menahan atau ngeker
dari sesuatu yang membatalkannya.
Dari pengertian puasa sesuai dengan pemahaman pada umumnya, teman-teman jamaah
Poci Maiyah mencoba untuk menggali lebih dalam dari setiap kata yang
menghasilkan rangkaian pengertian, makna, hingga sampai pada pencarian hakikat
dari diperintahkanya lelaku puasa.
Mas Fahmi adalah yang pertama menuangkan pemahaman bahwa puasa itu bukan
hanya pada bulan ramadhan saja, melainkan juga sepanjang hidup kita harus
mampu memuasani (menahan) segala apa
yang menjadi keinginan nafsu kita. Pada intinya puasa adalah bagaimana kita
mengatur keinginan-keinginan yang hanya bermuara pada suatu kesenangan yang
semu, bukan suatu hal yang sifatnya untuk memenuhi kebutuhan, atau merasa
harus cukup dan berhenti pada batas waktu tertentu, karena kalau lebih dari
cukup boleh dikatakan batal puasanya atau tidak bisa menahan nafsunya.
Contohnya ialah, bisa berpuasa (menahan) perbuatan buruk yang bisa
merugikan orang lain, meskipun pada hakikatnya perbuatan buruk kepada orang
lain adalah merugikan diri sendiri. Seperti mudah mencaci, berburuk sangka, atau
apapun perbuatan buruk yang biasa kita lakukan terhadap sesama itu harus
ditahan (dipuasani semaksimal mungkin) itulah hakikat puasa. Maka saya
pikir proses berpuasa itu harus dilaksanakan sepanjang hidup. Sedangkan
berpuasa dibulan ramadhan adalah proses syariat yang diharapkan melahirkan
keindahan-keindahan prilaku dibulan setelahnya.
Seperti melaksanakan ibadah sholat, selain mencukupi rukun-rukunya kita
juga diharapkan mampu mengeluarkan rasa khusu’. Maka dengan khusu' kita akan
mampu menemukan keindahan. Begitupun puasa dibulan ramadhon, kita harus mampu
khusu dalam bagaimana diri kita memfokuskan terhadap kejelekan perbuatan kita
yang harus ditahan setiap waktunya. Jika sudah demikian maka kita akan
menemukan keindahan berupa ridho Gusti Allah taala. Aaminn . . .
*Mufti Ali Akbar
*Mufti Ali Akbar