Idul Fithri adalah rohani Hari
Raya adalah jazad, Idul Fithri adalah software Hari Raya adalah hardware. Jika
manusia sebagai subjek kehilangan kemampuan untuk menemukan garis sangat tipis
pilihan antara Idul Fithri dan Hari Raya, maka disitulah letak jumudnya
peradaban. Emha Ainun Nadjib.
Kalimat diatas tidak terlalu
panjang namun memiliki keluasan makna yang ternyata tidak selesai dibahas dalam
waktu yang singkat. Terbukti malam itu teman-teman Poci Maiyah dengan khusu’
melingkar hingga larut malam. Jika Hari Raya diartikan sebagai hardware maka
semua manusia bisa dengan mudah merasakan kemeriahan dan berbagai bentuk
seremonial di Hari Raya sebab Hari Raya adalah produk manusia, namun ternyata tidak
semuanya bisa memperoleh Idul Fithri dalam arti yang sesungguhanya. Sebagai
manusia kita selamanya harus berusaha berjalan menuju Idul Fithri meskipun itu
sangat sulit hingga pada akhirnya justru kita yang ditarik menuju sang maha fithri.
Bahkan jika berbicara tetang
hari kemenangan dari sudut jazad, sampai saat inipun kita masih belum
meraihnya, sebab setiap Hari Raya tiba yang menang adalah masih saja mereka
yang memiliki modal. Warung kelontong masih kalah dengan Mall, ponggol lesehan
masih kalah dengan KFC, warung kopi Kang Mamat masih kalah dengan starbucks,
dan masih banyak lagi yang ternyata sikap kita betul-betul belum mencerminkan
sebagai peraih kemenangan.
* Tim Literasi Poci Maiyah