"Masih bingung mas Soleh?"
"Iya Kang Mus, karena jujur saya juga baru sadar kalo di
qur'an baik tidak hanya pada kata Solih"
Kang Mus tersenyum, kang Alim asyiq menyeruput kopinya, sedang Kang Murod yang memberiku pertanyaan,
malah sibuk menjahili Maman dengan menawarinya rokok ala rayuan SPG-SPG
manja, yang padahal Maman tidak merokok
sama sekali.
"Kebaikan itu bermacam-macam leh"
Kang Alim angkat bicara.
"Ada kebaikan yang menurutmu baik tapi
menurut orang lain tidak baik, begitupula sebaliknya, menurut
orang lain baik menurutmu tidak baik. Itulah khoir, yang mana tidak semua orang sependapat dengan
hal tersebut. Islam itu khoir, tapi
tidak semua orang sepakat akan hal itu."
Aku mencernanya pelan-pelan.
"dan dari situ kebaikan juga ada dua,
bersifat mutlak dan tidak leh"
Kang Murod mulai menambahi
"Syurga, apapun maknanya dan bagaimanapun orang
menerjemahkannya, syurga adalah kebaikan
yang tidak bisa ditolak oleh semua orang, itu kebaikan mutlak. Adapun kemudian muncul banyak sekali perspektif antara yang percaya
akhirat atau kehidupan setelah mati, ada atau tidak ada, setiap orang akan selalu merasa bahwa moment
terbaiknya adalah syurga baginya."
Lho?
ketinggian ini Kang, aku baru
kelas satu aliah, sudah diajak bahas
yang berat-berat seperti ini.
"sedang yang ada ikhtiyar
didalamnya, adalah kebaikan yang tidak
mutlak. Seperti harta itu baik
tergantung bagaimana kamu memposisikannya"
"Berarti KTP Khoir dong cong!!"
Maman tiba-tiba merespon penyampaian Kang
Murod, semua bingung menangkap maksud
Maman.
"Detail Man, jangan asal njeplak lu, ga da ta'dzyimnye yeh
lu ma senior, panggil gue Bang Murod! gua gibeng jadi bakwan lu"
"Ga usah make dialek betawi deh, logat lu jawa Cong, absurd!"
Maman dan Kang Murod malah menjadi bocah
saling lempar cabe dari gorengan didepannya.
"Sampun, coba jelasin Man" Kang
Mus menengahi.
"Maaf kang, gemes tiap kali saya liat
Maman soalnya"
"Ebusseh, lu kira golek!"
"Anggep sekarang saya petugas
kelurahan Man, lu mau bikin KTP, lu
jelasin khoir versi lu kaya apa didepan saya, petugas kelurahan lho inget!"
"sape takut, pura-pura ini! Ehemmm"
Maman mengatur posisinya duduknya, Kang Murod juga duduk tegap, mengikuti pose
maman.
"Ya, nomor antrian ke sepuluh, saudara
Maman, keperluan membuat KTP silahkan
masuk"
Awoooh,
terlibat adegan apa aku ini, apa
memang seabsurd ini Kang Murod dan Maman, tapi, Kang Mus malah nyengir
lebar dan Kang Alim cuma cekikan melihat kedua temannya itu. Bukan malah
menyampaikan kebutuhannya, Maman malah
menggebrak meja, semua kaget kecuali pegawai kelurahan yang tetap tenang. Kang
Murod maksudku.
"Ada yang bisa saya bantu!"
mendadak Kang Murod berbicara dengan suara ala bapak-bapak pejabat.
"Kenapa saya yang harus kesini! Kenapa KTP tidak dibagikan saja dengan
langsung mendatangi rumah ke rumah?"
Aku, Kang Mus dan Kang Alim mengerenyitkam
dahi. Menarik!
"Lho? maksud saudara apa? bukankah yang
butuh KTP saudara?"
"Coba bapak pikir, bapak pernah lihat peternakan Kambing?"
"HOOOH, PERNAH pastinya, sering malah, tapi apa hubungannya?"
"Si Pemilik Kambing akan mendatangi
kandang, kemudian memberikan tanda
dileher kambing satu persatu kepada kambingnya, padahal kambing tidak butuh
itu. Sama kaya KTP, rakyat tidak butuh itu, Negaralah yang membutuhkannya, lalu kenapa kami yang harus kesini? ini Khoir
menurut siapa?"
Sekarang aku paham kemana arah Maman
mengilustrasikan, Kang Mus menyilangkan
tangannya mengangguk-angguk. Kang Alim cuma senyam-senyum menunggu jawaban Kang
Murod.
Kang Murod mendongakan kepalanya, melihat ke arah belakang Maman, dan menjawab.
"ANTRIAAAN BERIKUTNYA!!! NEXT!!!"
Kang Murod menarik nafas dan melanjutkan
"TOLONG JANGAN MASUKAN KAMBING
KESINI!!!!"*
Semua pecah tertawa kecuali Kang Murod dan Maman.
"ENTE itu ya CONG! Sumpah nyebelin banget jadi orang!"
"Gini-gini saya ciptaan Allah subhana
wa ta'ala Man, LHA KAMU, cipataan siapa kamu???!!"
"BODO AMAAT!!!"
Kami ngakak tak habis-habis. Kang Mus
meneguk kopinya, beristighfar, tasbih
dan tahmid, kami berempat mengikuti
beliau membacanya.
"Nabiyullah Adam 'alahissalam hanya
satu kali melakukan kesalahan, satu kali
melanggar perintah Tuhan. Yaitu
mendekati pohon terlarang dan memakan buahnya, hanya itu, dan di pindahkan ke
Bumi. Sedang kita, berapa kali perintah yang kita langgar,
dengan kesalahan sebanyak itu mau dipindah kemana kita?"
"Mars Kang" Kang Murod nyletuk.
"Mars palalu bau menyan. Ini ni Kang Mus, ga da sopan-sopannya makhluk satu ini, diye aja yang harusnya dipindahkan ke
Mars" Maman dongkol
"Udah pernah Man! NASA sekarang menemukan air lho di Mars, dan planetnya pindah di Jawa Tengah, dekat
Purwokerto. Saya sudah pernah dipindahkan kesitu, ke BANYU MARS"
"BODOO AMATI!!!! "
*KTP kambing di sadur dari cerita Mbah Nun
Oleh : Muhammad Fatkhul Bary Lu'ay
Oleh : Muhammad Fatkhul Bary Lu'ay