MUKADIMAH POCI MAIYAH JUNI 2018
"....Demi Dzat Yang Jiwaku berada di dalam
GenggamanNya.... "
Sekiranya
kita dianugrahi kesempatan untuk kembali ke masa silam, kemudian dizinkan
menyelami-merasai apa-apa yang terjadi saat itu, dengan disertai seperangkat
lengkap kesadaran, ilmu, pengetahuan, kebijaksanaan, juga kedewasaan di titik di mana kita berada
pada detik ini.
Mulai
dari bagaimana tiba-tiba kita bisa berada di dalam rahim seorang wanita, tidak
dapat melihat dan berbicara, namun
sekiranya masih bisa mendengar dan merasakan apa-apa yang
bergetar-mengalir-bergelombang menyelimuti tubuh dan ruh, apakah kemudian kita
akan mengerti apa itu kebenaran, kebaikan dan cinta?
"...Demi Dzat Yang Jiwaku berada di dalam
GenggamanNya.... "
Sekiranya
kita dianugrahi kesempatan untuk kembali ke masa silam, dengan kali pertamanya
kita melihat dunia, setelah proses
mengerikan terhimpit dalam beberapa waktu untuk dipaksa pergi! di usir dari tempat semula menuju entah
kemana. Rasa takut, kaget, panik itu tidak kian menghilang, justru ditambah dengan
kebingungan akut tentang; "apa sebenarnya yang terjadi?", "dimana
sebenarnya aku berada?", "lafadz apa itu yang dingiang-ngiangkan di telingaku?",
"Allah, Muhammad? apa itu, atau siapa yang berada di dalam kata tersebut?". Tanpa kekuatan dan
daya, hanya bisa menangis, namun kembali itu menjadi pertanyaan
"dari mana aku belajar untuk menangis?", "siapa pula yang
mengajariku membahasakan apa yang kurasakan dengan cara menangis?", apakah
kemudian saat itu kita akan mengerti apa itu kasih-sayang, pilihan-pilihan, Muhammad Sang Manusia Agung, serta Tuhan
Pemilik Semesta?
"...Demi Dzat Yang Jiwaku berada di dalam
GenggamanNya.... "
Sekiranya
kita dianugrahi kesempatan untuk kembali ke masa silam, aku hanya tahu bahwa
rasa yang paling menyakitkan adalah terbuang dari perhatian, kasih-sayang, dan cinta. Lalu itu semua
terhimpun menjadi akibat, tentang tahuku bahwa betapa menakutkannya rasa lapar.
Ketakutan ini bahkan lebih dahsyat dari awal pertama aku dilahirkan.
Hingga suatu ketika ada hal aneh yang terjadi, "Aku
Gumoh!".
Bagaimana
bisa? Kenapa? Bukankah bayi adalah makhluk suci tanpa dosa, yang berbuat salahpun tidak mampu? jangan-jangan karena air susu itu, tapi air
susu adalah intisari terbaik yang Allah berikan kepada seorang ibu, lantas
kenapa Aku Gumoh? Aku hanya merasakan lapar, dan aku meminumnya tanpa ragu, tidak lebih. Lalu dimana letak
kekeliruannya? aku makhluk suci, yang juga mengkonsumsi sesuatu yang baik pula,
kenapa justru tubuhku malah berontak? kenapa air susu yang baik itu justru malah aku
muntahkan? Tidak ada yang salah dengan
rasa lapar, tidak ada keburukanpun dalam air susu ibu, tidak ada pula satu
kejahatanpun di dalam diri seorang bayi, namun?
"...Demi Dzat Yang Jiwaku berada di dalam
GenggamanNya.... "
Apakah aku telah berbuat kesalahan?