Begitulah
Mbah Wali, Ia sering datang dan pergi begitu saja. Seperti saat
malam minggu kali ini, tiba-tiba ia sudah berada di pojok Kedai Kopi Owh
milik kawannya itu. Mbah Wali pesen kopi hitam pahit tanpa gula.
Sementara itu dua orang disampingnya sedang asik ngobrol tentang
pendidikan. Mbah Wali diam-diam nguping.
Kata
salah satu dari mereka. Menjadi pintar itu gak penting-penting amat,
yang utama adalah belajarnya. Seperti orang yang bekerja, menjadi kaya
itu tidak penting, yang utama adalah proses dari bekerjanya. Biar urusan
pintar dan kaya diselesaikan oleh Allah saja. Mbah Wali
manggut-manggut, sok paham dan sok tau.
Mbah
Wali pindah kepojok yang lain, kira-kira ada empat pemuda yang lagi
asik ngopi sambil ngobrol ngalor ngidul. Mbah Wali nguping lagi. Kali
ini berbeda, sepertinya keempat pemuda itu semuanya masih satu nasib.
Mereka adalah para jomblo iqlab, sebab setiap kali nembak cewe selalu
mantul lagi. Ngobrolnya ialah tentang jodoh yang katanya sudah ada
ditangan tuhan, kita cukup pasrah saja dan terus berusaha menjadi
pribadi yang lebih baik, agar jodoh yang sudah dipersiapkan benar-benar
adalah yang terbaik pula. Untuk yang kedua kalinya, Mbah Wali kembali
manggut-manggut.
Kini
keempat pemuda itu sudah pulang duluan. Lalu Mbah Wali menggeser
kursinya kesebelah kanan, dan didorong sedikit kedepan. Maksudnya ialah
agar bisa mendengar pembicaraan sepasang suami istri yang sedang ngobrol
perihal bisnis online. Dari obrolanya, nampak sang suami tidak setuju
dengan bisnis online yang sedang dijalani oleh istrinya. Sebab menjual
dagangan dengan modal upload foto saja, tanpa memiliki barang tersebut
dan juga tidak mengetahui secara asli bentuk serta kondisinya maka
hukumnya haram. Untuk kesekian kalinya Mbah Wali kembali
manggut-manggut. Sok taunya kumat, padahal juga nanti pasti ia tanya ke
Mbah Google terkait hukum jual beli tersebut.
Seperti
malam-malam sebelumnya, Mbah Wali sok misterius, tiba-tiba ia lenyap
begitu saja, buru-buru pergi meninggalkan Kedai Kopi Owh. Padahal dia
takut, sebab sudah di whatsapp istrinya.
"Mas,
kalau pulangnya masih seperti kemarin, lebih dari jam sebelas berarti
semua pintu sudah ditutup, termasuk pintu maaf bagimu"
*Mohamad Samsul Hadi