Sayup sayup suara Ya Dzal Wabal terdengar sekitar
pukul 19.30 di Taman GBN. “Lho kok? kan belum mulai?”. Gelaran GBN kali ini
agak sedikit berbeda dari biasanya, karena akan ada wirid yang belum pernah dibawakan sebelumnya di GBN, yakni Wirid Wabal. Saya
sendiri biasanya setelah membawa mobil yang digunakan untuk mengangkut sound system kemudian pulang mengantar anak saya dan datang
lagi jam 20.00. Tapi malam itu berbeda setelah mengantar anak Pukul 18.45, saya
langsung balik ke GBN untuk mengikuti persiapan gelaran sinau bareng. Setelah sampai di GBN
kira-kira pukul 19.00, ada tukang parkir yang mengingatkan bahwa mobil dulur
maiyah lampu nya masih menyala. Setelah saya lihat memang lampunya masih
menyala, jika dibiarkan sampai selesai acara AKI nya bisa tekor dan tidak bisa distarter. Akhirnya saya segera memberitahu ke dulur maiyah yang bawa
mobil tersebut yakni Kang Azzam.
Kang Luay yang sudah sampai di GBN pada
pukul 19.10 langsung saya sambut dengan suasana gembira, karena ini menandakan
bahwa pembacaan Wirid Wabal aman, karena Kang Luay pastinya sudah latihan
sedemikian rupa. Tapi malam itu ternyata Kang luay sejenak meminta ijin untuk
pergi sebentar karena ada amanat dari ayahandanya yang harus sesegera mungkin
dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, wal
hasil kang Luay baru bisa membersamai di GBN nanti pada pukul 21.00. Yang
terlintas di pikiran saya Bagaimana dengan Wirid Wabal? Siapa yang memimpin
membawakan Wirid Wabal?
Sayup-sayup suara Ya Dzal Wabal yang
terdengar pada pukul 19.30 itu tidak lain dan tidak bukan adalah kesigapan
dulur-dulur maiyah yang sudah beberapa
kali membaca wirid wabal untuk mengantisipasi Kang Luay
yang tidak bisa memimpin karena harus menjalankan amanah yang lebih penting
dari ayahandanya. Dulur-dulur yang sudah hadir pukul 19.30 malam itu Kang Azam,
Kang Basit, Mas Jek, Kang Ajat dan tentunya Kang Idin yang menyiapkan alunan
musik untuk mengiringi Ya Dzal Wabal melakukan latihan yang singkat dengan
prinsip kalau memang gusti Allah berkehandak untuk dulur-dulur yang memimpin
Wirid Wabal ya kita nikmati latihan ini dengan ridho dan ikhlas. Saya sendiri
terus terang baru mendengarkan Wirid Wabal sekali sebelum tidur siang, padahal
Kang Luay sendiri sudah mengirim video wirid wabal jauh-jauh hari di Grup WA.
Satu hal yang sangat membantu lagi adalah kiriman teks Ya Dzal Wabal di Grup WA oleh
Kang Luay pada puku 17.00. Mungkin Kang Luay tidak tahu pada malam itu tidak
bisa ikut membersamai Wirid Wabal tapi sepertinya Allah mengirimkan rencana
ajaibnya pada Kang Luay dan dulur-dulur maiyah lewat teks Wirid Wabal. Pada
akhirnya bukan siapa yang memimpin Wirid Wabal malam itu, tapi mungkin kehendak
Allah yang berlaku agar semua dulur-dulur memimpin jalannya Wirid Wabal itu.
Kita berencana tapi Allah lah yang menentukan.
*Khairul Fahmi