“Kalau kutanya kenapa kamu membaca ini,
bisakah kamu memberikan alasannya?”
________
“Jangan
terburu-buru merespon!”
.
.
.
.
.
.
“Kenapa ingin segera
menuju halaman selanjutnya? Apakah dengan memilih melewati pertanyaan itu, lantas
kamu merasa terbebas darinya? Apakah kamu yakin pertanyaan itu, tidak mengintai
mengikutimu, menguntit persis di dekatmu seperti arah bayanganmu sendiri, yang
menempel ketat kemanapun kamu pergi?
Apakah dengan memilih
langsung menuju selanjutnya, kamu tidak merasa banyak hal yang telah hilang,
yang sebenarnya bisa kamu dapatkan, namun kesempatan itu telah lepas dari genggamanmu.
Kesempatan itu, kamu lewati begitu saja?
Ataukah, dengan
pilihanmu saat ini, sebenarnya kamu sedang menunjukan siapa dirimu, apa levelmu,
sejauh apa tingkat pengendalian dirimu, dan di mana pula tingkat kedewasaanmu
saat ini..?
Termasuk dengan
pilihanmu saat ini, bisa jadi, kamu sebenarnya sedang membeberkan dirimu
sendiri, dengan gesture dan ekspresimu yang menceritakan penyebab kenapa kamu
seringkali gagal, juga alasan kenapa kamu selalu terjebak untuk memilih
bersembunyi dibalik kebohongan-kebohongan, tidak mencoba berusaha lebih keras,
melarikan diri dari realita, dan ….
FOKUS!
Jangan malah ngobrol
dengan dirimu sendiri! Kendalikan khayalanmu! Jangan biarkan pikiranmu
berkeliran entah kemana, kamu tidak sedang sendirian disini!
Alih-alih menjawab
pertanyaan itu, kenapa kamu malah terus membaca ini? Atau jangan-jangan, sepanjang
membaca tulisan ini , lebih sial lagi, di detik ini, kamu baru menyadari
bahwa kamu lupa siapa namamu, seperti apa wajah orang tuamu, di mana tempat kamu
tinggal, kapan tanggal lahirmu, dan bahkan lupa jenis kelaminmu sendiri?
Aiiiiih … jadi,
“Kalau kutanya kenapa kamu membaca ini,
bisakah kamu memberikan alasannya?”
Pun dengan jawaban itu, sudahkah kamu
memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang lain? Apa iya itu jawaban penuhmu?
Apa iya itu jawaban akhirmu? Apa iya kamu benar-benar faham dan mengerti apa yang
sebenarnya sedang terjadi dengan dirimu saat ini? Apa iya yang kamu anggap
benar selama ini betul-betul benar? Apa iya itu juga benar batas kemampuan dan
kemauanmu? Apa iya kamu tidak melewatkan banyak hal?
Apa iya,
Aw?