Mukodimah
Poci Maiyah Januari 2024
Oleh
: Abdullah Farid
Tidak ada jalan lain untuk seorang pecinta, kecuali selalu
kembali kepada kekasihnya.
Ada kisah anekdot tentang Abu
Nawas yang didatangi seorang teman yang mengeluhkan rumahnya yang makin sempit.
Sebab menampung dua keponakannya yang yatim piatu. Kisah ini masyhur dijadikan
hikmah bagi mereka yang belum mengerti 'Algoritma Kegembiraan' di dalam pikiran
seseorang. Dalam kisah itu, Abu Nawas meminta temannya itu juga untuk
memelihara kambing, ayam, bebek, di dalam rumahnya. Tentu saja ini tidak masuk
akal. Seperti pada awalnya masyarakat tak paham, bahwa imunisasi adalah
menyuntikan bakteri terkendali agar menjadi imun dengan zat-zat dalam tubuh
anak. Seperti vaksin, untuk melawan virus kita harus menggunakan virus yang
serupa. Yah, terkadang solusi masalah justru ada di dalam masalah tersebut.
Singkat cerita, ketika sudah berhari-hari nurut dengan saran Abu Nawas, untuk
memelihara binatang itu di rumahnya yang sempit, lalu tiba-tiba semua binatang
itu dijual, betapa terasa lega dan plong hidupnya.
Algoritma Kebahagiaan ini
sebenarnya adalah koding paling mendasar di dalam diri manusia. Penciptaan
manusia bukan untuk sengsara, seperti kata Buddha. Melainkan untuk menikmati
kegembiraan dimanapun dan kapanpun. Bagaimana caranya? Bagaimana caranya anak
kecil bergembira?
Di Maiyah, kita sebenarnya
belajar tentang kegembiraan advance. Anak-anak Maiyah dididik dalam
kehidupannya untuk dapat melihat kegembiraan, sisi baik, dari ujian hidup yang
dihadapinya. Anak-anak maiyah dididik agar tidak merasa sengsara hanya karena
belum melihat orang yang hidupnya lebih sengsara. Tidak dididik untuk
bergembira dan mensyukuri hidupnya ketika diperlihatkan orang-orang yang
hidupnya tidak seberuntung dia. Dalam gelaran inilah, anak-anak Maiyah belajar
untuk tetap dalam keheningan, tetap dalam ketenangan, meski hidup mudah
berubah, terkadang sedih, terkadang gembira. Bukan tangis air mata yang kelak
akan dimintai pertanggungjawaban, melainkan ratapan tak rela dengan takdir yang
datang. Maka ada baiknya, seseorang mulai menyeting Algoritma Kegembiraan dalam
dirinya. Agar tidak hanya memahami badai pasti berlalu, tetapi juga menyadari
bahwa, badai pasti akan datang. Dan siap dalam keadaan apapun.
Masalah diberikan pada manusia
untuk mendapatkan dua bonus kehidupan. Kenaikan derajat jiwa, dan atau
membersihkan kotornya jiwa. Masalah diberikan Tuhan pada manusia, mungkin saja
sebab di hatinya Tuhan sudah tidak ada lagi. Sangat mungkin seseorang bisa lari
dari masalahnya, tapi apakah ia bisa bersembunyi dari beban pikirannya sendiri?
Dan jelas bunuh diri bukanlah solusi. Maka, tidak ada jalan lain untuk seorang
hamba, kecuali kembali kepada Tuhannya. Tidak ada jalan lain untuk seorang
pecinta, kecuali selalu kembali pulang kepada kekasihnya. Dan Allah, Dia-lah
tempat kepulangan setiap masalah. Wa huwa ma'akum aina maa kuntum, Aku
bersama-mu, wahai hamba-Ku, dimanapun kamu berada. Mengapa engkau bersedih? Fa
idza sa-alaka ibadi, anni fa inni qoriib. Aku di dekatmu, wahai hamba-Ku, apa
yang menjadikanmu bersedih? Yaa ayyuhal insan, maa ghoroka bi robbikal kariim?
Wahai manusia, apa yang menjadikanmu berpaling dari-Ku? Apakah dunia ini lebih
menarik hatimu?
Tegal, 3 Januari 2024