Kamis, 06 April 2023

SAWANG SUWUNG

 


Mukadimah Poci Maiyah April 2023

Oleh : Mustofa Upss.

 

 

Akhirnya kutempuh jalan yang sunyi

Mendendangkan lagu bisu

Sendiri di lubuk hati

Puisi yang kusembunyikan dari kata-kata

Cinta yang takkan kutemukan bentuknya


Jalan Sunyi - Emha Ainun Nadjib



 

Ramadhan sudah memasuki separuh waktu di tahun ini. Menjadi waktu yang mempunyai kesan tersendiri di masing-masing orang yang melawatinya. Sementara itu, lingkaran kecil di tengah kota Slawi, sedulur-sedulur POCI MAIYAH terus sibuk mempelajari apa saja yang menjadi keresahan-keresahan dan PR bersama bekal menghadapi kehidupannya. Ikhtiar terus menggali hikmah dan ilmu terus dilakukan baik dalam ruang lingkup pribadi maupun sosial/bersama.

 

Sawang  Suwung adalah tema yang kemudian dipilih menjadi bahan untuk bisa digali bersama pada gelaran malam hari ini. Sawang sendiri berasal dari bahasa Indonesia, meskipun dalam bahasa Jawa juga mempunyai kata yang sama namun terjemahan secara umumnya yang berbeda. Sawang dalam bahasa Indonesiapun ada banyak, dan yang menjadi bahan untuk diangkat menjadi tema sinau bareng ini adalah yang berarti kotoran yang melekat di langit langit rumah.

 

Suwung adalah konsep dalam masyarakat Jawa untuk menggambarkan rasa hampa akan kesadaran diri dengan lingkungannya. Hampa di sini dapat diartikan sebagai kondisi kosong yang arupa alias tidak memiliki bentuk. Konsep suwung dipandang sebagai asal-muasal dari alam semesta, hakikat dari segala sesuatu. Suwung adalah kenyataan mutlak yang tidak dapat dijangkau oleh indra manusiawi. Suwung dianggap sebagai kenyataan mutlak, asal dari segala sesuatu di alam semesta.

 

Sementara itu dalam dunia sufisme mengartikan suwung dengan berbeda. Suwung bagi mereka mengandung makna kekosongan yang bernuansa pengendalian diri yang sempurna dan kesadaran sejati akan diri yang berkaitan dengan ketuhanan. Dalam ajaran Suluk Sukma Lelana, sebuah ajaran tentang teori ketuhanan dari Jawa kuno, suwung adalah tahapan tertinggi, yaitu makrifat. Dalam tahapan ini, seseorang telah berhasil mencapai hakikat ketuhanannya.

 

Sawang - Suwung Adalah 2 kata yang digabungkan yang kemudian di titik inti pemabahasannya adalah sebuah gambaran keadaan dimana kekosongan dan kehampaan yang menghinggapi ruang batin manusia. Yang jika dibiarkan secara terus menerus akan diisi oleh kotoran-kotoran. Kotoran-kotoran itu di ibaratkan seperti Sawang menghinggapi semua sisi ruangan dalam batin kita. Sehingga bisa membuat inti ruhani kita, hati kita, pikiran dan jiwa kita menjadi rusak. Sinyal-sinyal ketuhanan tidak bisa di jangkau lagi dengan sensitifitasnya yang juga pudar dan tak bisa dibayangkan jika software tersebut rusak. Maka gerak Dan diam jasadnyapun akan berpotensi merusak. Baik merusak diri sendiri, maupun merusak orang lain dalam kacamata Allah.

 

Sementara Maulana Rumi sendiri menggambarkannya dengan rumah/bangunan yang sangat gelap. Karena rumah /bangunan tersebut tidak di isi oleh Tuhan. Satu-satunya yang boleh mengisi dan merajai bangunan yang ada pada diri kita.

 

Wallahu A'lam bisshowab.


Yang tergelap di Dunia ini adalah rumah kekasih tanpa kekasih.

          - Maulana Jalaludin Rumi