Mukadimah Poci Maiyah
April 2023
Oleh : Mustofa Upss.
Akhirnya kutempuh jalan yang sunyi
Mendendangkan lagu bisu
Sendiri di lubuk hati
Puisi yang kusembunyikan dari kata-kata
Cinta yang takkan kutemukan bentuknya
Jalan Sunyi - Emha Ainun Nadjib
…
Ramadhan sudah memasuki separuh waktu di tahun ini. Menjadi waktu yang
mempunyai kesan tersendiri di masing-masing orang yang melawatinya. Sementara
itu, lingkaran kecil di tengah kota Slawi, sedulur-sedulur POCI MAIYAH terus
sibuk mempelajari apa saja yang menjadi keresahan-keresahan dan PR bersama
bekal menghadapi kehidupannya. Ikhtiar terus menggali hikmah dan ilmu terus dilakukan
baik dalam ruang lingkup pribadi maupun sosial/bersama.
Sawang Suwung adalah tema yang kemudian dipilih menjadi bahan
untuk bisa digali bersama pada gelaran malam hari ini. Sawang sendiri
berasal dari bahasa Indonesia, meskipun dalam bahasa Jawa juga mempunyai kata
yang sama namun terjemahan secara umumnya yang berbeda. Sawang dalam bahasa
Indonesiapun ada banyak, dan yang menjadi bahan untuk diangkat menjadi tema
sinau bareng ini adalah yang berarti kotoran yang melekat di langit langit
rumah.
Suwung adalah konsep dalam masyarakat Jawa untuk menggambarkan
rasa hampa akan kesadaran diri dengan lingkungannya. Hampa di sini dapat
diartikan sebagai kondisi kosong yang arupa alias tidak memiliki bentuk. Konsep
suwung dipandang sebagai asal-muasal dari alam semesta, hakikat dari
segala sesuatu. Suwung adalah kenyataan mutlak yang tidak dapat dijangkau oleh
indra manusiawi. Suwung dianggap sebagai kenyataan mutlak, asal dari
segala sesuatu di alam semesta.
Sementara itu dalam dunia sufisme mengartikan suwung dengan
berbeda. Suwung bagi mereka mengandung makna kekosongan yang bernuansa
pengendalian diri yang sempurna dan kesadaran sejati akan diri yang berkaitan
dengan ketuhanan. Dalam ajaran Suluk Sukma Lelana, sebuah ajaran
tentang teori ketuhanan dari Jawa kuno, suwung adalah tahapan tertinggi,
yaitu makrifat. Dalam tahapan ini, seseorang telah berhasil mencapai hakikat
ketuhanannya.
Sawang - Suwung Adalah 2 kata yang digabungkan yang kemudian di titik
inti pemabahasannya adalah sebuah gambaran keadaan dimana kekosongan dan
kehampaan yang menghinggapi ruang batin manusia. Yang jika dibiarkan secara
terus menerus akan diisi oleh kotoran-kotoran. Kotoran-kotoran itu di ibaratkan
seperti Sawang menghinggapi semua sisi ruangan dalam batin kita. Sehingga
bisa membuat inti ruhani kita, hati kita, pikiran dan jiwa kita menjadi rusak. Sinyal-sinyal
ketuhanan tidak bisa di jangkau lagi dengan sensitifitasnya yang juga pudar dan
tak bisa dibayangkan jika software tersebut rusak. Maka gerak Dan diam
jasadnyapun akan berpotensi merusak. Baik merusak diri sendiri, maupun merusak
orang lain dalam kacamata Allah.
Sementara Maulana Rumi sendiri menggambarkannya dengan rumah/bangunan
yang sangat gelap. Karena rumah /bangunan tersebut tidak di isi oleh Tuhan.
Satu-satunya yang boleh mengisi dan merajai bangunan yang ada pada diri kita.
Wallahu A'lam bisshowab.
Yang tergelap di Dunia ini adalah rumah kekasih tanpa kekasih.
- Maulana Jalaludin Rumi