Jumat, 10 November 2017

Negeri At Takatsur #3

Ketakutan terbesar penduduk Negeri At Takatsur adalah ketertinggalan, tertinggal atas apa-apa yang sedang berlangsung di dunia. Jika tetangga membeli radio, mereka beli home theater, jika tetangga membuat sumur, mereka bangun kolam renang, jika tetangga membuat secangkir kopi, mereka beli lahan berhektar-hektar untuk mereka tanami segala macam biji kopi dari berbagai negara. Tidak boleh tertinggal, unggul adalah harga mati, siapa-siapa yang tidak masuk dalam standar akan dicap sebagai manusia terbelakang, masyarakatnya adalah bangsa tertinggal, negeri At Takatsur harus unggul dalam segala bidang.

Bahkan, alih-alih mengangkat harkat martabat manusia menuju masyarakat yang beradab, mereka tidak segan-segan mengajari manusia di luar teritori negeri AtTakatsur tentang sistem perekonomian, tentang simpan-pinjam, bunga-bunga hingga money laundry. Tentang ideologi, hak asasi, tata negara, politik, seribu paradigma, pengerukan sumber daya bumi, pembabatan hutan-hutan, pengeboran bawah laut dan semacamnya. Semua itu boleh dicapai asal untuk peradaban, agar manusia benar-benar bisa merasa bahwa spesiesnya adalah entitas pusat tata surya, maha diraja alam semesta.

Mereka ajarkan negeri "l" mengendarai mobil, dengan sendirinya negri "I" akan membangun aspal-aspal. Mereka tanamkan jiwa profesional, maka dengan sendirinya terbangun kasta-kasta. Mereka pertontonkan gemerlap terang lampu-lampu, cahaya gedung-gedung Negri AtTakatsur maka otomatis negri lainnya turut serta meniru bahkan mengeruk bahan bakar untuk cahaya-cahaya yang sebenarnya tidak lebih terang ketimbang bintang di langit berkabut.

Mereka presentasikan wacana kepemimpinan/leadership, otomatis yang lain berebut menjadi pemimpin, mereka ceritakan enterpreunership yang lain jadikan transaksional sebagai gaya hidup.

Bangsa, negara, negeri lain harus-sangat-kudu memahami hingga mengikuti Negeri AtTakatsur, karena ketergantungan merekalah sumber inovasi, sumber stimulus yang mampu memacu penduduk negeri AtTakatsur untuk terus maju tanpa terjeda pada ketertinggalan.

-Jembayat, 21.30
*Muhammad Fatkhul Bary Lu'ay