Jumat, 01 Desember 2023

Melintasi Waktu dan Zaman Menjadi Generasi Terbaik

 


Reportase Poci Maiyah Goes To School

Oleh: Khairul Fahmi

 

Jumat minggu kedua nopember, tidak seperti biasanya pegiat poci maiyah melakukan pertemuan di rumah pegiat Gus Luay untuk kangen-kangenan, kali ini pegiat poci maiyah di jumat minggu kedua dimintai tolong untuk sinau bareng mengisi acara pendidikan karakter materi keagamaan di sma negeri 1 dukuhwaru kabupaten tegal. Acara yang diinisiasi oleh Waka Kesiswaan SMA N 1 Dukuhwaru Tegal Pak Yadi yang kemudian didukung oleh kepala SMA N 1 dukuhwaru Pak Heri Samekto ini baru diketahui oleh sedulur poci maiyah pada jumat terakhir bulan oktober pada saat berlangsungnya pertemuan mother di rumah pegiat Abdurrahman Wahid yang akan melangsungkan akad nikah sabtunya. Komunikasi terjadi antara pegiat poci maiyah gus nahar dan pak yadi waka kesiswaan. Malam  itu kebetulan sekali seluruh pegiat hampir semuanya kumpul untuk kangen-kangenan sekaligus melepas masa lajang salah satu pegiat akhirnya disepakati acara sinau bareng di sma n 1 dukuhwaru dilaksanakan jumat tanggal 10 nopember 2023. Hanya waktu dua minggu pegiat poci maiyah dan band interim yang memainkan gamelan kiakanjeng bersiap melakukan latihan baik mateti maupun nomor-nomor lagu milik kiaikanjeng.

 

Ini adalah acara pertama poci maiyah yang digelar atas permintaan pihak lain. Dengan membawa spirit Mbah Nun dan Maiyahan diiringi oleh Gamelan Kiaikanjeng yang dimainkan grup Interim dari Poci Maiyah, acara dimulai persis pukul 20.00 diawali dengan sambutan panitia kemudian mengajak para siswa siswi sma n 1 dukuhwaru untuk bertawassul terlebih dahulu. Setelah tawassul kemudian siswa siswi diajak melantunkam Indonesia Raya stanza 2 dan 3 dengan harapan itu menjadi doa yang dikabulkan untuk Indonesia.

 

Menginjak pukul 20.30 sebelum memasuki sesi sinau bareng satu nomor sholawat nariyah menghangatkan suasana sinau bareng. Kemudian Kang Ali selaku moderator mempersilahkan Gus Nahar untuk memperkenalkan diksi sinau bareng itu apa? Gus Nahar menjelaskan sedikit tentang diksi bedanya sinau dewek-dewek, sinau bareng-bareng dan sinau bareng yamg sering disampaikan dalam maiyahan. Setelah sesi memperkenalkan apa itu sinau bareng dilanjut sesi  tadarrus mukaddimah. Kali ini sesi tadarrus mukaddimah Kang Ali mengajak beberapa siswa siswi untuk membacakan mukaddimah malam itu. Dalam sinau bareng dialektika antara seluruh jamaah sangat diperlukan sehingga ketika dua siswa dan satu siswi berani untuk maju dan membaca mukaddimah maka suasana menjadi semakin akrab.

 

Kemudian sesi berikutnya Ustadz Hadi Subhan selaku guru agama sma n 1  dukuhwaru mengawali pembahasan dengan menyampaikan bahwa pendidikan karakter salah satunya birrul walidain dan juga kisah nabi Yusuf A.S yang tidak menyimoan dendam dan kebencian kepada saudaranya.

 

Sebelum sesi berlanjut melihat para siswa siswi yang sudah terlihat ngantuk dan kelelahan karena sejak siang hari mereka sudah melakukan banyak kegiatan dalam rangka pendidikan karakter akhirnya satu nomor yang viral dikalangan siswa siswi yakni lagu nemen dilantunkan, suasanapun kembali mencair segar karena hampir semua siswa siswi ikut larut menyanyikan nomor tersebut.  Setelah suasana kembali seger, Kang Ali selaku moderator kembali mengajak siswa siswi sinau bareng dan menjelaskan filosofi lagu tadi seperti minum es teh dan sinau bareng seoerti berlari, jika setwlah berlari satu gelas maka terasa nikmat jika satu galon maka hilang nikmatnya oleh karena itu sinau bareng kemudian dilanjutkan lagi, kali ini kamg Ali mencoba memancing siswa siswi untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. Dan ada satu siswa mas alvin niam yang langsung maju ke depan. Ternyata mas alvin niam ini bukan bertanya atau berpendapat tapi malah request lagi nenekku pahlawanku miliknya wali. Sontak seluruh siswa dan siswi moderator dan pemantik pun rame karena ini diluar perkiraan.

 

Permintaan lagu dari mas alvin disimpan dulu untuk kemudian Kang Ali mengarahkan Gus Nahar untuk kembali masuk sesi sinau bareng pendidikan karakter. Gus Nahar memulainya dengan cerita yang menarik tentang bagaimana lima orang melihat mangga yang jatuh dan apa yang dilakukannya yang pertama melihat mangga yang jatuh kemudian dihitung gaya gravitasinya karena ahli fisika kemudian yang kedua membawa mangga tersebut pulang dan dijual. Adapun yang ketiga itu mencari siapa pemilik mangga tersebut. Yang keempat mengambil mangga tersebut untuk diberikan kepada orang lain. Dan yang kelima mengambil mangga tersebut untuk dibawa pulang dan dimakan. Dari cerita tersebut menurut Gus Nahar orang yang berkarakter adalah yang ketiga yang mencari dulu siapa pemilik mangga yang jatuh tersebut.

 

Setelah memberikan contoh apa itu orang yang berkarakter melalui cerita lima orang tadi dilanjut satu nomor yang direquest oleh salah satu guru yaitu lagu yassir lana dan meskipun belum pernah latihan sedulur interim dari poci maiyah belajar dari kiaikanjeng menggunakan sense of ngeng dan tulus melayani akhirnya satu nomor tersebut berhasil dibawakan dan membawa seluruh siswa larut mengikuti lantunan lagu tersebut. Setelah nomor tersebut untuk kembali membuat semangat suasana dilanjut dengan satu nomor milik kiaikanjeng yang berjudul amemuji.

 

Setelah suasana kembali terbangun, sinau bareng dendidikan karakter dilanjut kali ini Kang Ali mempersilahkan Gus Luay untuk ikut mengelaborasi sinau bareng malam ini. Gus Luay mengawali dengan melakukan dialektika kepada para siswa dengan menanyakan medsos yang mereka miliki seperti instagram, tiktok dsb. Rata-rata hampir semuanya memiliki medsos tersebut. Kemudian para siswa ditanya untuk melihat status mereka 2 atau 3 tahun yang lalu dan semuaengatakan bahwa status mereka 2 atau 3 tahun lalu alay dan banyak yang menertawakan sendiri. Itulah pendidikan karakter bahwa tidak perlu membandingkan diri kita dengan ora lanin untuk menjadi lebih baik. Cukup melihat status 2 atau 3 tahun lalu dimedsos dan kita bisa melihat sejauh mana diri kita. Kemudian Gus Luay mengajak siswa merespon sinau bareng malam ini karena jangan hanya hidup di dunia maya ayo mengisi ruang di kehidupan nyata melalui sinau bareng malam ini.

 

Akhirnya ada empat siswa dan siswi yang berani mengungkapkan pertanyaan di sinau bareng malam ini diantaranya yang pertama bagaimana membalas ayah dan ibu yang sudah baik sekali sama kita, yang kedua bagaimana caranya menolak kalau ketemu lawan jenis yang senang dengan kita tapi kita tidak senang dengannya agar tidak sakit hati, yang ketiga apa yang dilakukan ketika orang tua kita marah dan yang keempat apa harapan poci maiyah untuk sma dukuhwaru setelah acara ini berlangsung?

 

Masing-masing pertanyaan itu direspon oleh Gus Nahar bahwa kebaikan orang tua kita tidak mungkin dapat membalasnya tetapi minimal yang perlu kita lakukan adalah tidak menyakitinya. pertanyaan yang kedua Gus Nahar merespon bahwa tidak ada cara menolak seseorang kemudian tidak sakit hati, bahwa sakit hati ada resiko orang yang mengungkapkan cinta. Pertanyaan ketiga Gus Nahar merespon dengan minimal saat orang tua kita marah kita diam. Dan pertanyaan keempat Gus Nahar merespon harapan poci maiyah aktualisasinya minimal di rumah tidak menambah bikin masalah dan di sekolah menjaga adab dengan guru.

 

Lanjut respon Gus Luay terkait pertanyaan kedua dengan berdialektika sakit hati itu baik atau buruk?mungkin banyak yang menjawab itu buruk tapi Gus Luay mengajak untuk memikirkan sakit hatinya seorang ibu ketika anaknya harus disuntik karena sakit yang tidak bisa disembuhkan dengan obat minum. Dalam kondisi tersebut sakit hati itu baik. Maka Gus Luay menyarankan agar jangan menunda waktu untuk menolak seseorang yang tidak dicintai karena luka padamu adalah derita untukmu.

 

Setelah ini sedulur interim dari poci maiyah memenuhi keinginan salah satu siswa untuk membawakan nomor nenekku pahlawanku, suasana pun kembali pecah karena semua larut dalam lagu nenekku pahlawanku yang diiringi secara spontan pada malam itu bahkan salah seorang guru memberikan apresiasi kepada siswa yang melantunkan nomor tersebut. Kemudian setelah ini dilanjutkan kembali dengan nomor sluku-sluku bathok burdah yang dibawakan sedulur interim dan mengajak seluruh jamaah sehingga malam menjelang pukul 23.00 suasana semakin syahdu.

 

Diakhir acara Gus Luay memberikan respon terkait harapan poci maiyah kepada sma n dukuhwaru, Gus Luay mengawali dengan sebuah quote bahwa berharap kepada manusia adalah cara patah hati yang paling disengaja oleh karena itu poci maiyah tidak berharap kepada siswa siswi sma n dikuhwaru tetapi berharap kepada Allah yakni harapannya adalah agar siswa siswi sma n dukuhwaru di semua angkatan mampu melintasi waktu dan zaman dan mampu menjadi generasi terbaik di kota ini dan negara ini. Dan juga agar siswa siswi di sma n dukuhwaru sedang mengalami kesepian tetap ingat peejumpaan kita malam ini itu yang akan menjadikan api semangat agar tidak menyerah karena ada sedulur poci maiyah yang siap membuka tangan untuk bertemu kapanpun. Dan ingatlah ketika siswa siswi sudah tidak memiliki teman dan tidak tahu akan bermain dimana temui kami di GBN setiap jumat pertama di  setiap bulan. Ingatlah bahwa proses yang paling serius adalah serius terhadap proses.

 

Pukul 23.00 sinau bareng pendidikan karakter di sma n 1 dukuhwaru ini diakhiri dengan doa oleh Gus Nahar dan satu nomor Lir-ilir. Terima kasih SMA N 1 Dukuhwaru sudah memberikan kesempatan sinau bareng bersama poci maiyah. Semoga kabar sinau bareng poci maiyah di sma n 1 dukuhwaru ini terdengar sampai kepada guru kita semua Maulana Muhammad Ainun Nadjib.

MBEKTI



Mukadimah Poci Maiyah Goes To School

 Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2023
Oleh: Abdullah Farid

 

Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini. Maka aku putuskan untuk mengubah negaraku saja.

 

Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku.

 

Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Ternyata aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri.

 

Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini."

 

Tertulis di makam seorang Uskup Anglikan di Westminster Abbey sekitar 1100 AD.

***

 

Kata mbekti atau berbakti dalam qur'an menggunakan kata abroro, dari kata "برّا" (barro), yang berarti memelihara atau memenuhi janji. Maka, berbakti dapat dimaknai dengan memelihara ucapan atau menepati janji. Sebagai pelajar, pasti tak asing dengan Dasa Darma nomor 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Sikap yang sangat memegang kata-kata, dan menepati janji. Dua sikap yang jangankan anak-anak, orang dewasa saja sudah jarang memilikinya. Apalagi dalam persoalan hutang. (Eh?)

 

Berbicara tentang mbekti, kepada keluarga, negara, dan dunia, mari kita belajar kepada Nabi Yusuf Alaihis Salam.

 

Saat kecil beliau dianiaya, dan dia bertahan. Siapa yang tak sedih dikhianati saudara kandung sendiri, dan dilemparkan ke dalam sumur?

 

Saat remaja, setelah ditolong dari dalam sumur, dia dijual menjadi budak raja. Nabi Yusuf anak seorang bangsawan desa. Tapi tak gengsi, atau merasa harga dirinya jatuh karena dijual sebagai budak.

 

Saat menjelang dewasa, dia difitnah istri raja, dipenjara, dan dilupakan. Tapi dia tetap bertahan, tak hilang keseimbangan diri, dan tetap sabar menunggu janji Tuhan. Bahwa segala sesuatu akan indah pada waktunya.

 

Dan ketika ia menjadi gubernur, dia memaafkan kakak-kakaknya, mendudukan orangtuanya di singgasana, lalu memakmurkan rakyat dengan pemberian pangan secara cuma-cuma. Untuk keluarga, negara, dan dunia dapat mengambil pelajaran keberbaktian yang sangat tangguh dalam teladan Nabi Yusuf.

 

Dalam nuansa sinau bareng Poci Maiyah ini, dalam peringatan hari pahlawan ini, mari kita belajar bersama bagaimana cara dan metodologi-nya agar dapat berbakti pada keluarga, negara, dan pada akhirnya dunia, seperti para pahlawan nusantara yang rela mengorbankan nyawanya untuk kita semua. Menjadi patriot yang sopan dan bersikap ksatria sejak dari dalam rumah masing-masing. Menjadi manusia yang seimbang, mencintai alam dan mengasihi sesama manusia. Sungguh-sungguh belajar. meski tak gampang untuk selalu suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Semoga.


MAHA BAA RATA

 


Mukadimah Poci Maiyah Desember 2023

Oleh: Rizki Eka Kurniawan

 

 

Sebelum saya melanjutkan untuk menulis Mukadimah Poci Maiyah bulan ini.

Saya dan semua teman-teman Maiyah merasa sangat bersyukur dan ingin mengucapkan rasa syukur kami yang paling dalam atas kesehatan Guru kami tercinta Emha Ainun Nadjib (Mbah Nun), Semoga Allah selalu merahmati beliau dengan kesehatan dan limpahan rahmat yang tiada putusnya.

 

***

Pukul, 6.32 pagi. Ketika saya mulai menulis mukadimah ini, saya merasa tema Sinau Bareng Poci Maiyah bulan ini benar-benar membuat saya bernostalgia. Ketika saya membaca judul tema, tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya momen-momen sedih dan bahagia pada saat saya pertama kali baru mengenal Mbah Nun.

Pada saat itu, saya adalah anak yang baru lulus SMK, tidak mempunyai pekerjaan dan penghasilan tetap, pun ketika mendapatkan pekerjaan tidak pernah mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membiayai hidup. Wajarlah lulusan SMK bisa apa?

Tapi secara tidak sengaja, di tengah beban, tekanan, dan depresi yang menyerang metal saya. Saya melihat beberapa cuplikan video Mbah Nun di Instagram. Kebetulan hampir semua cuplikan yang saya lihat, pada saat itu Mbah Nun keseluruhan membahas tentang rezeki dan pencarian jati diri.

Beberapa pesan Mbah Nun yang masih saya ingat sampai sekarang di beberapa cuplikan video yang pernah saya lihat dulu, kurang lebih isinya begini:

“Nek kamu nyembah Robbaha dzal bait, ath amahum minju. ora mungkin ngelih, ora mungkin koe ora entuk rezeki. Koe ngabekti, koe nyambut gawe tenanan, ora mikir duit, pokoke koe tekun nyambut gawe otomatis koe  dikei rezeki oleh Allah”

(Kalau kamu menyembah Robbaha dzal bait, ath amahum minju. Tidak mungkin kamu lapar, tidak mungkin kamu tidak mendapat rezeki. Kamu berbakti, bekerja dengan serius, ngga memikirkan uang. Pokoknya kamu tekun kerja, otomatis kamu dikasih oleh Allah)

“Cari bahagia jangan cari uang, kalau kamu bahagia mengerjakan sesuatu terus kamu kerjakan dengan tekun disiplin, gemi titi, ko uri uri tenan. Uang akan datang dengan sendirinya”

Semenjak saya mendengar cuplikan video Mbah Nun, saya tidak lagi putus asa. Kepercayaan yang kuat serta harapan baru tiba-tiba terlahir dalam diri saya. Hampir setiap hari, terlebih lagi di hari-hari yang sulit ketika lamaran kerja yang saya bagikan di banyak perusahaan tak kunjung mendapat panggilan ataupun ketika saya berhasil kerja di salah satu perusahaan, pekerjaan yang saya dapatkan tidak sesuai dengan passion saya.

Saya selalu mengingat pesan Mbah Nun, kalau bekerja itu bukan tentang mencari uang. Melainkan latihan untuk mengasah keterampilan dan passionmu, agar nanti di masa depan kamu telah siap untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan apa yang kamu inginkan.

Perkara rezeki,  ath amahum minju. Allah sudah tentu jamin!

Alhamdulillah, selama saya bekerja saya tidak pernah berpikir tentang uang, saya tidak pernah berpikir tentang hasil, yang saya pikirkan hanyalah tentang bagaimana saya bisa menyelesaikan pekerjaan dan terus mengasah keterampilan dan passion saya. Dan hal itulah yang menyelamatkan saya, membuat saya hemat energi, tidak membuang-buangnya untuk mengeluhkan uang ataupun pekerjaan. Berkat hal ini juga sekarang saya bisa mendapatkan pekerjaan sesuai dengan apa yang saya inginkan.

Tapi, teman-teman Maiyah, khususnya yang hadir di Sinau Bareng malam ini mungkin bertanya-tanya, apa relevansinya antara tema MAHA BAA RATA dengan pesan Mbah Nun tadi?

Saya akan melanjutkan cerita, beberapa bulan yang lalu, saya sangat asyik membaca Bhagavad-gita, salah satu bagian yang merupakan intisari dari Epos Mahabharata.

Bhagavad-gita berisi percakapan antara Sri Krisna dengan putra pandu Arjuna. Diceritakan pada saat itu Arjuna di pihak Pandawa meminta kepada Sri Kresna yang menjadi kusir kereta perang Arjuna maju ke tengah medan pertempuran sebelum genderang perang dimulai untuk melihat musuh-musuhnya yang ternyata adalah saudara, guru dan teman-teman baiknya sendiri.

Hal itu membuat jiwa Arjuna terguncang hebat, ia menangis, ia tidak mau berperang. Ia berkata kepada Sri Krishna, “Wahai basudewa, lebih baik saya mati daripada membunuh orang yang saya cintai!”

Di momen seperti itulah Sri Krisna hadir, di tengah medan pertempuran Kurukshetra, Sri Krisna memberikan nasehat-nasehatnya kepada Arjuna. Krisna yang melihat Arjuna sedemikian gelisah malah tersenyum, berada di tengah dua pasukan yang siap bertempur:

“Kau bergelisah hati dan menangisi mereka yang tidak perlu ditangisi. Kata-katamu seolah penuh kebijaksanaan, padahal para bijak tidak pernah bersedih hati baik mereka yang masih hidup, maupun yang sudah mati” (2:11)

“Senjata tidak dapat membunuh jiwa yang menghidupi badan. Api tidak dapat membakarnya. Air tidak dapat membasahinya, dan angin tidak dapat mengeringkannya” (2:24)

“(Jiwa) tidak dapat dilukai, dibakar, dibasahi ataupun dikeringkan. Ketahuilah bahwa Ia Abdi adanya, meliputi segalanya, tetap, tak tergoyahkan, dan berada sejak awal mula” (2:24)

“Maka Arjuna, bertempurlah, hadapi tantangan ini!” (2:18)

Sri Krishna mencoba meyakinkan Arjuna yang gelisah dan ketakutan, bahwa dalam medan pertempuran, meskipun lawannya adalah orang yang dicintainya. Ia harus tetap tegar dan kuat untuk bertempur.

Seolah-olah, secara tidak langsung Sri Krishna, berkata:

Ada kalanya kamu harus berperang. Ketika berperang, kamu harus berjuang untuk menang. Tidak ada perang dengan hasil seri: pilihan yang tersedia entah tidak menyerang sama sekali, atau menyerang sekeras mungkin dan mengakhiri perang dengan cepat.

Ruang dan waktu terhenti, semuanya diam, hanya Sri Krishna dan Arjuna yang bisa bercengkrama. Sri Krishna pun melanjutkan nasehatnya,

“Jangan jadikan hasil sebagai tujuan dari bekerja. Jangan jadikan hasil sebagai pendorong atau motivasi untuk bekerja. Namun jangan pula berdiam diri tanpa bekerja” (2:47)

“Bekerjalah tanpa keterkaitan pada hasil, tanpa memikirkan keberhasilan maupun kegagalan” (2:48)

“Hai Arjuna, mereka yang paham dan teguh dalam keyakinan, senantiasa bekerja dengan kesadaran–dengan menggunakan akal sehat. Sementara itu, mereka yang tidak paham, tidak pula memiliki keyakinan, karena pikiran mereka masih bercabang” (2:41)

Nasehat Sri Krishna sama seperti halnya pesan Mbah Nun yang membangkitkan rasa semangat, percaya dan harapan pada diri saya dulu.

Mengajarkan bahwa pada dasarnya hidup harus selalu percaya, menghilangkan rasa kekhawatiran dan putus asa. Kita diwajibkan untuk selalu optimis dalam bekerja. Tak peduli pada hasil, bekerja adalah latihan bagi kita untuk mempersiapkan diri kita menyambut hari esok yang lebih baik.

Selain itu, kita diajarkan untuk selalu waspada, dan bersiap siaga. Sebab orang yang sudah menemukan dirinya, ia sudah tentu akan ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan peran dan apa yang sudah ditakdirkan padanya, untuknya.

Kita mungkin akan menghadapi ujian yang lebih berat daripada keputusasaan. Hati kita mungkin akan berguncang seperti Arjuna dalam perang Kurukshetra. Kita mungkin akan dihadapkan dengan orang-orang yang kita cintai sebagai musuh kita sendiri.

Apa yang akan kamu lakukan jika kamu berada dalam posisi seperti Arjuna?

Bersiaplah, jangan putus asa. Kehidupan ini sebagaimana adanya seperti serangkaian kisah  Mahabharata. Hanya kefanaan belaka, tapi kamu harus tetap menjalaninya. Karena Tuhan sudah menuliskan takdir yang indah bagimu untuk diceritakan kembali ke generasi yang akan datang.

***


Ketika kamu mencari makna

Kamu akan menemukan ketiadaan adalah makna sesunggunya

Kekosongan adalah awal segalanya

Segalanya berawal dari kekosongan

Alam semesta ini pada awalnya bukanlah sesuatu yang ada

Apa yang kamu miliki hari ini

Pada dasarnya tidak kamu miliki

Kita hidup dalam kefanaan

Antara “ada” dan “tiada”

 

 

Kuningan,

01/12/2023

 

Jumat, 03 November 2023

Segitiga Kebencian

 



 

Mukadimah Poci Maiyah November 2023

Oleh: Abdullah Farid

 

 

Apa yang nafsu kamu sukai, adalah apa yang Tuhanmu benci. Maka tetaplah tersambung dengan-Nya, ma'Allah. Agar apa yang kita sukai tak menjadikan diri kita terpisah, 'bercerai' dengan-Nya. Tidak ada perceraian yang tanpa luka, sebab meski itu dibolehkan, tetap saja Allah membenci itu.

 

Apa yang nafsu manusia biasanya benci?

 

Beribadah?

Memaafkan orang yang menjahati anda?

Duduk takdzim mendengarkan kemarahan istri atau ibu?

Bayar hutang sedangkan rejeki masih kena el nino, dompet kering nggo tuku udud be ra ono?

Mendidik atau mencinta tapi hanya dibalas maturnuwun?

Atau menemani seseorang yang ternyata tak menganggap anda manusia?

 

Al-Baqarah ayat 216

 

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ

 

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

 

Jika sama nafsu saja anda belum menang, maka bagaimana akan memenangkan sisi luar diri anda?

Jika di dalam kepala anda masih kacau, maka bagaimana anda akan menata sisi luar diri anda?

 

Setidaknya, ada tiga disiplin, tirakat, riyadloh, fitnes batin, agar seorang beriman mampu menjadikan nafsunya benar-benar sebagai budaknya. Pertama adalah menjaga jarak dari keinginan kebendaan. Kedua adalah menjaga jarak dari memikirkan keinginan-keinginan. Dan ketiga, adalah menjaga akal agar tidak berpikir berdasarkan keinginan. Ada nasehat berkata :

 

Anna inda dzoni abdi

Wa ana kayfa amru wa masyi'atu robbi

 

Hiduplah karena kebutuhan, bukan karena keinginan. Sebab, nafas-nafas nafsu tidak akan membawa seorang hamba sampai ke hadapan-Nya. Dia, Sang Raja, hanya dapat ditemui oleh siapa saja yang nafsunya lenyap dan bergerak hanya karena perintah dan kehendak-Nya.

 

Man 'arofa nafsahu, faqod 'arofa robbahu. Siapa yang mengenal nafasnya, sungguh mengenal Tuhannya.

 

Jangan benci dirimu sendiri, sebab membenci nafsu sendiri biasanya akan berakhir dengan saling mencinta. Terimalah dirimu seutuhnya, lalu belajarlah untuk menyukai apa yang Tuhan kehendaki, meski nafsu anda membenci itu.

 

Apa yang Tuhanmu benci?


Hal-hal yang diharamkan?

Kebodohan?

Tenggelam dan mabuk dunia?

 

Antara meminum khamr dan mabuk ada jarak. Seseorang belum tentu langsung mabuk ketika ia meminum khamr. Ada jarak antara hasud nafsu sampai seseorang mabuk dan kebingungan terhadap hal yang dihadapinya. Maka yang diharamkan itu bukan hanya minuman keras, tapi hal-hal yang menjadikan pikiran dan hatimu kacau. Sebab, saat pikiran kacau, masalah kecil saja akan nampak besar dan membahayakan. Di sisi lain, anda akan lupa bahwa tidak ada yang bisa memberikan manfaat atau bahaya tanpa izin Allah. Sekali lagi, nafsu memperbudak diri anda agar berlawanan arah dengan Tuhanmu.

 

Al-Jasiya ayat 23

 

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ

 

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya? dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

 

Seharusnya, manusia tidak boleh ketakutan ketika berhadapan dengan setan. Sebab, nafsu manusia itu lebih menakutkan daripada setan. Ada yang bilang nafsu manusia itu setara dengan 70 setan. Dipur thok setane. Tidak ada makhluk se-mengerikan manusia, ketika menjadikan nafsu sebagai Tuhannya. Sebab, semua makhluk pembangkang akan tunduk padanya. Sebaliknya, tidak ada makhluk yang dapat menjadi semulia manusia ketika nafas-nafas nafsunya telah lenyap di hadapan Tuhannya. Jibril tak mampu menembus sidratul Muntaha, tapi Nabi Muhammad bisa.

 

Jangan biarkan nafsumu menceraikanmu dari-Nya. Sebab, meskipun itu boleh (manusiawi), akan menjadi rasa sakit yang tak akan dapat disembuhkan.

 

Tegal, 2 November 2023

 

Kamis, 05 Oktober 2023

Ridho Rosul

 


Mukadimmah Poci Maiyah Oktober 2023

Oleh: Abdullah Farid

 

Nabi Isa (dalam riwayat lain, Nabi Musa) melewati seorang lelaki pembuat pelana yang sedang berdoa dan berkata di dalam doanya: "Ya Allah, seandainya aku tahu di mana keledai yang Engkau tunggangi maka aku akan membuatkan untuknya sebuah pelana yang dipenuhi oleh batu permata." Isa menggoyang-goyangkan badan lelaki itu sambil berkata: "Celakalah engkau, memangnya Allah Yang Mahakuasa mempunyai keledai?" Allah berfirman kepada Isa: "Biarkanlah dia, karena dia telah mengagungkanKu dengan cara yang paling baik menurutnya."¹

 

Rabi'ul Awal adalah bulan bahagia untuk semesta. Sebab di bulan ini lahir manusia yang sangat mulia. Tidak akan pernah ada lagi manusia yang seperti beliau, Muhammad ibnu Abdullah, rasulullah dan kekasih Allah. Sekelas Abul Qasim Al Junaidi yang menjadi rujukan semua ulama tasawuf berkata : Ketinggian dejarat waliyullah paling tinggi saja ibarat hanya sampai di telapak kaki rasulullah.

 

Di bulan rabi'ul awal ini juga, sebagian umat muslim Indonesia membacakan kisah perjalanan beliau, baik dari kitabnya Syaikh Yusuf Al Barzanji atau Kitab Maulid Diba'i. Tak usah berdebat itu hukumnya apa, di Maiyah kita sudah tuntas membahas bid'ah syariat dan muamalah. Dan ketika ada yang mengajak diskusi tentang perbedaan itu, katakan saja, jika anda mengajak diskusi saya ikut. Tapi jika anda mengajak berdebat saya pastikan setuju saja dengan semua pendapat anda. Terkadang, tak layak seekor kuda berlomba lari dengan seekor kambing, meski sama-sama berkaki empat.

 

Jangan berdebat juga siapa yang lebih mulia antara mereka yang merayakan dan membaca kisah nabi dalam bahasa arab itu dengan mereka yang tak sempat. Kita baik sangka saja mereka juga sedang melakukan sunnah atau kewajiban yang nabi syariatkan juga. Ada umat muslim yang merayakan dengan membaca dan bersholawat, ada umat muslim yang merayakan dengan bekerja mencari nafkah, dan ada umat muslim yang merayakan kelahiran nabi dengan hanya termenung di rumah memikirkan masalah hidup dan sangat sabar menghadapinya. Kita tahu, kesabaran sangat dipuji nabi. Jadi, sabar yah.

 

Seperti kisah Nabi Isa di atas. Pujilah nabi dan Tuhanmu sesuai kemampuanmu tanpa mengganggu banyak orang. Baca Barzanji suara serak-serak banjir pakai toa saja dibolehkan, apalagi hanya rengeng-rengeng dalam kesunyian hidupmu. Keduanya nabi suka, dan insyaallah_tersambung_ dengan beliau.

 

Banyak hal yang nabi sukai, dan dengan itu tentu saja beliau ridhoi. Nabi suka mendekatkan diri pada Allah, tak harus dengan amalan besar dan serius. Sebab amalan yang terbaik seringkali adalah yang istiqomah, konsisten, meski kecil. Tersenyum pada saudara meski hutang belum dibayar, itu kebaikan. Menyingkirkan kerikil / kayu dari jalanan, itu juga kebaikan. Atau bahkan sekedar menemani anak tidur dan mendongengkan kisah nabi, itu juga kebaikan. Pada anak saja itu kebaikan, apalagi pada ibu si anak, biasanya itu menjadi prioritas si bapak. Itu jelas kebaikan. Yang ini tidack uzah dideskripsikan sepertinya.

 

Sejumlah sahabat Nabi Muhammad bertanya:

"Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang dari kami mendatangi syahwatnya (berhubungan badan dengan istrinya) maka mendapat pahala?

 

Nabi menjawab: "Apa pendapat kalian seandainya dia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, bukankah dia mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika dia melampiaskan syahwatnya pada yang halal, maka dia memperoleh pahala." (HR. Muslim).

 

Nabi juga suka dengan pemimpin yang adil. Kalau kita pakai redaksi dari Mbah Nun, nabi mengajarkan 3 hal sebagai kriteria dasar seorang pemimpin : Cerdas Akal, Suci Hati, dan Berani Mental. Dalam kesulitan dia paling terdepan, dan saat kenikmatan datang dia paling terakhir mendapatkan.

 

Nabi suka menolong orang, bahkan orang yang sering menghinanya. Amalan-amalan seperti ini adalah amalan paling sulit diikuti. Memberi makan pengemis yang tiap disuapi makan dia mencaci nabi.

 

Nabi suka menyenangkan orang yang memberi hadiah meski merepotkannya. Ada orang memberi anggur satu mangkuk. Sahabat nabi lainnya heran, biasanya kalau dikasih hadiah itu dibagi-bagi. Tapi kali ini beliau makan sendiri, di depan si pemberi. Tiap makan satu butir beliau tersenyum pada si pemberi. Begitu sampai habis dan orang itu pulang. Para sahabat mau bertanya, mengapa tidak dibagi seperti biasanya. Tapi Nabi menjelaskan : anggurnya masih mentah, sangat asam. Aku khawatir jika kalian ikut makan tak akan sanggup menahan rasa itu. Anggur mentah satu mangkuk dimakan sambil tersenyum.

 

Nabi sangat suka bercanda. Berlomba lari dengan Aisyah. Romantisme dengan tindakan tak sekedar ucapan. Seperti ketika nabi menyiapkan lututnya agar Sofia, istrinya dari kaum yahudi, naik unta menaiki lutut beliau, dan berboncengan memeluk sambil memegang tali kekang. Lebih romantis daripada kaum lelaki sekarang yang sekedar membawakan belanja atau membukakan pintu mobil.

 

Banyak cerita lain yang sama indahnya. Mudah-mudahan, jikapun belum mampu mengikuti ajaran beliau yang berat-berat, Allah berkenan menjadikan kita semua mengistiqomahi amalan-amalan yang ringan. Dan mudah-mudahan kita termasuk umat yang paling banyak memiliki bekas-bekas cinta kepada beliau. Allahuma sholli ala Sayidina muhammad wa ala ali Sayidina muhammad.

 

 

¹Kisah di atas diriwayatkan oleh pemikir sufisme (Abd al-Wahab bin Ahmad al-Mishri) Al-Sya'rani (... - 973 H), Lata'if al-Minan wa al-Akhlaq. Kamal al-Din Muhammad bin Musa Al-Damiri (... - 808 H), Hayat al-Hayawan al-Kubra, 1:229 [variasi].

Jumat, 02 Juni 2023

SUWARGA (Jannatul Ma'iyah)




Mukadimah Poci Maiyah Juni 2023

Oleh : Abdullah Farid


Dalam satu hadis qudsi, rasulullah bercerita tentang seseorang yang meminta pada Allah untuk bertani. 

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ’anhu bahwasanya Nabi shollallohu ’alaihi wa sallam pada suatu hari berbincang dengan para sahabat sedang di sisi beliau ada orang badui. Beliau berkata: ’Bahwasanya ada salah seorang penghuni surga yang meminta izin kepada Robb-Nya untuk bercocok tanam , maka Alloh berkata kepadanya: ”Bukankah kamu telah memperoleh apa yang kamu kehendaki?” Dia menjawab: ”Betul, akan tetapi aku suka bercocok tanam.” Rosululloh kemudian bersabda: ’Kemudian penghuni surga itu menaburkan benih, dalam sekejap mata dihadapannya benih itu telah menjadi tanaman yang matang dan siap dipanen. Tanaman tersebut terkumpul seperti gunung. Lalu Alloh berkata: ”Ambillah wahai anak adam, sesungguhnya tidak ada yang bisa membuatmu kenyang”. Orang badui itu lalu bekomentar: ”Demi Alloh, aku tidak mendapati petani tersebut kecuali orang Quraisy atau Anshor karena mereka adalah orang-orang yang suka bercocok tanam.” Mendengarkan perkataan tersebut, Nabi sholallohu ’alaihi wa sallam tertawa.

Betapa keindahan surga yang benar-benar dijanjikan Allah dan Dia tak pernah mengingkari janji-Nya itu. Bukan hanya berladang, bepergian saling berjumpa dengan leluhur kita yang semuanya berumur rerata 33 tahun. Dan yang paling indah, mungkin yang paling kita idam-idamkan adalah seperti yang difirmankan Allah di surat ar rahman :


Ar-Rahman ayat 70

فِيْهِنَّ خَيْرٰتٌ حِسَانٌۚ

Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan jelita.

Ar-Rahman ayat 72

حُوْرٌ مَّقْصُوْرٰتٌ فِى الْخِيَامِۚ

Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah.


Sedangkan umat Islam di surga juga punya pasar yang berisi wajah-wajah tampan dan cantik yang bisa 'diambil' sesuai keinginan.

Sungguh di surga ada pasar yang didatangi penghuni surga setiap Jumat. Bertiuplah angin dari utara mengenai wajah dan pakaian mereka hingga mereka semakin indah dan tampan. Mereka pulang ke istri-istri mereka dalam keadaan telah bertambah indah dan tampan. Keluarga mereka berkata, ‘Demi Allah, engkau semakin bertambah indah dan tampan.’ Mereka pun berkata, ‘Kalian pun semakin bertambah indah dan cantik’” (HR. Muslim no. 7324)

Di Maiyah ini, kita belajar, menata pikiran dan hati. Berharap mendapatkan rahmat yang tak terbatas itu dari semua amal ibadah selama berjuang hidup di dunia. Tidak ada amal yang mampu membeli itu, namun dengan amal kita menunjukan diri bahwa kita sungguh-sungguh mengharapkan itu. Semua keindahan dan kesempurnaan hidup, yang belum pernah terbayang oleh siapapun itu.


Ar-Rahman ayat 74

لَمْ يَطْمِثْهُنَّ اِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَاۤنٌّۚ

Mereka tidak pernah disentuh oleh (pikiran) manusia maupun oleh jin sebelumnya.