Jumat, 05 Mei 2023

KEMRUNGSUNG

 


Mukadimah Poci Maiyah Mei 2023
Oleh: Abdullah Farid



Apa yang menjadikan hidup terasa berat?

 

Mari kita awali syawal ini dengan saling memaafkan. Bukan hanya memaafkan orang lain, tetapi juga lebih penting adalah memaafkan diri kita sendiri. Memaafkan sifat-sifat minus dhohir dan batin kita sendiri. Katakan pada diri kita sendiri, "Aku menerimamu saat baik, bagaimana mungkin aku menolakmu ketika buruk, wahai diriku sendiri? I love you, whatever you are,"

 

Tidak harus juga kita menampilkan foto-foto kegembiraan di media sosial, jika memang nyatanya sepulang foto kita pulang ke rumah dan kembali dalam kesepian/kebingungan.

 

Apa yang menjadikan manusia kebingungan? Kemrungsung? dan apakah itu buruk?

 

Ada tips agar kita bisa mengecek kondisi jiwa setiap saat. Pertama, apakah ada hal-hal dari masa lalu yang terus menerus menganggu pikiran kita? Kedua, adakah bayangan masa depan yang membuat kita cemas? Seseorang akan kebingungan, hidup dirundung kesedihan dan terus menerus khawatir, jika ia terganggu dengan masa lalu dan masa depannya. Di sisi lain, masa lalu tak bisa kita ulangi, sedangkan masa depan belum tentu terjadi. Mengapa kita tak menyerahkan pada Tuhan saja? Bukankah Tuhan selalu memberi yang terbaik?

 

Ketiga, tips menjaga kesehatan dari kemrungsungnya jiwa, adalah membuat grade imajiner. Misalnya begini, seseorang baru dipecat dari pekerjaan sebab difitnah teman dekatnya (mirip di film-film tv ikan terbang). Tentu pasti ia merasa down. Ada baiknya, ia membuat grade imajiner antara 1 - 10 (satu sampai sepuluh). Angka 1 adalah sedih sekali, angka 9 menunjukan senang sekali. Ini bisa untuk apa saja : kekecewaan, kesedihan, kebingungan, kemarahan, dan sebagainya. Grade imajiner ini kita butuh untuk mendiagnosa, mengecek, kondisi jiwa, lalu kita dapat membuat formulasi untuk segera mengobatinya. Kita berada di angka berapa, mengapa begitu, di-breakdown sebab-sebabnya, ditulis, baru dibuat formulasinya.

 

Secara mendasar, manusia diciptakan dalam keseimbangan. Kita mungkin masih ingat saat kecil senang bermain di rel kereta dengan berjalan di atas besi rel. Miring kanan, miring kiri, menjaga keseimbangan agar dapat berjalan dengan benar. Mirip naik sepeda, kalau kita tak mengayuh, maka akan jatuh. Hidup dalam keseimbangan inilah yang diharapkan Tuhan dalam tujuan penciptaan semesta.

 

Jika kita melihat dari asal kata, masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Anak-anak kuliah di akhir semester biasanya oleh dosen disuruh 'mencari masalah' untuk skripsinya. Hidup menjadi masalah tiap saat ketika kita mulai kehilangan keseimbangan dari apa yang diharapkan Tuhan dengan kenyataan yang kita hadapi. Kalau pakai term dari Mas Sabrang, ada yang namanya bandit/orang jahat, orang tak berdaya, dan orang baik. Bandit/orang jahat adalah orang yang menginginkan kebaikan tapi dengan cara merugikan orang lain. Orang tak berdaya adalah orang yang dirugikannya itu, berbuat baik tapi dirinya sendiri dirugikan. Dan orang baik adalah orang yang melakukan kebermanfaatan dan dia juga tidak dirugikan. Tentu hidup ini dinamis. Seringkali kita diposisikan kemrungsung , bingung, dilematis, kondisi ketika kita tak merasa mampu melakukan apa-apa selain doa. Maka, teruslah belajar, teruslah berlatih, kuatkan akal, mental, dan iman. Sebab, ada saja lingkungan di sekitar kita yang berakal bandit, tapi bermental lemah. Senang menyiksa, tapi playing victim saat dilawan balik. Ada kalanya kita berpura-pura lemah, nampak dianiaya oleh para bandit yang bermental lemah itu, sedang jiwa kita sebenarnya sudah sangat imun. Menunggu momentum yang tepat, bukan untuk mengalahkan, tapi juga menyelamatkan hati si bandit itu dari kemrungsung jiwanya sendiri.

 

Terakhir, kata-kata yang mungkin akan sedikit menenangkan pikiran dari hidup yang tak jelas ini.

 

Seseorang yang percaya pada takdir Tuhan, hidupnya akan tenang dan terasa ringan.

 

Taqobalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin...

Kamis, 06 April 2023

SAWANG SUWUNG

 


Mukadimah Poci Maiyah April 2023

Oleh : Mustofa Upss.

 

 

Akhirnya kutempuh jalan yang sunyi

Mendendangkan lagu bisu

Sendiri di lubuk hati

Puisi yang kusembunyikan dari kata-kata

Cinta yang takkan kutemukan bentuknya


Jalan Sunyi - Emha Ainun Nadjib



 

Ramadhan sudah memasuki separuh waktu di tahun ini. Menjadi waktu yang mempunyai kesan tersendiri di masing-masing orang yang melawatinya. Sementara itu, lingkaran kecil di tengah kota Slawi, sedulur-sedulur POCI MAIYAH terus sibuk mempelajari apa saja yang menjadi keresahan-keresahan dan PR bersama bekal menghadapi kehidupannya. Ikhtiar terus menggali hikmah dan ilmu terus dilakukan baik dalam ruang lingkup pribadi maupun sosial/bersama.

 

Sawang  Suwung adalah tema yang kemudian dipilih menjadi bahan untuk bisa digali bersama pada gelaran malam hari ini. Sawang sendiri berasal dari bahasa Indonesia, meskipun dalam bahasa Jawa juga mempunyai kata yang sama namun terjemahan secara umumnya yang berbeda. Sawang dalam bahasa Indonesiapun ada banyak, dan yang menjadi bahan untuk diangkat menjadi tema sinau bareng ini adalah yang berarti kotoran yang melekat di langit langit rumah.

 

Suwung adalah konsep dalam masyarakat Jawa untuk menggambarkan rasa hampa akan kesadaran diri dengan lingkungannya. Hampa di sini dapat diartikan sebagai kondisi kosong yang arupa alias tidak memiliki bentuk. Konsep suwung dipandang sebagai asal-muasal dari alam semesta, hakikat dari segala sesuatu. Suwung adalah kenyataan mutlak yang tidak dapat dijangkau oleh indra manusiawi. Suwung dianggap sebagai kenyataan mutlak, asal dari segala sesuatu di alam semesta.

 

Sementara itu dalam dunia sufisme mengartikan suwung dengan berbeda. Suwung bagi mereka mengandung makna kekosongan yang bernuansa pengendalian diri yang sempurna dan kesadaran sejati akan diri yang berkaitan dengan ketuhanan. Dalam ajaran Suluk Sukma Lelana, sebuah ajaran tentang teori ketuhanan dari Jawa kuno, suwung adalah tahapan tertinggi, yaitu makrifat. Dalam tahapan ini, seseorang telah berhasil mencapai hakikat ketuhanannya.

 

Sawang - Suwung Adalah 2 kata yang digabungkan yang kemudian di titik inti pemabahasannya adalah sebuah gambaran keadaan dimana kekosongan dan kehampaan yang menghinggapi ruang batin manusia. Yang jika dibiarkan secara terus menerus akan diisi oleh kotoran-kotoran. Kotoran-kotoran itu di ibaratkan seperti Sawang menghinggapi semua sisi ruangan dalam batin kita. Sehingga bisa membuat inti ruhani kita, hati kita, pikiran dan jiwa kita menjadi rusak. Sinyal-sinyal ketuhanan tidak bisa di jangkau lagi dengan sensitifitasnya yang juga pudar dan tak bisa dibayangkan jika software tersebut rusak. Maka gerak Dan diam jasadnyapun akan berpotensi merusak. Baik merusak diri sendiri, maupun merusak orang lain dalam kacamata Allah.

 

Sementara Maulana Rumi sendiri menggambarkannya dengan rumah/bangunan yang sangat gelap. Karena rumah /bangunan tersebut tidak di isi oleh Tuhan. Satu-satunya yang boleh mengisi dan merajai bangunan yang ada pada diri kita.

 

Wallahu A'lam bisshowab.


Yang tergelap di Dunia ini adalah rumah kekasih tanpa kekasih.

          - Maulana Jalaludin Rumi

Jumat, 03 Maret 2023

SLILIT

 


Mukadimah Poci Maiyah Maret 2023

Oleh: Mustopa Ups

 

Memasuki Bulan Maret di Tahun 2023 POCI MAIYAH berusaha beristiqomah untuk mengadakan gelaran sinau bareng. Kami mencoba untuk tidak mempermasalahkan apapun yang terjadi, baik dari cuaca alam, manusia, dan juga persoalan-persolan yang sedang berlangsung di negeri kita ini maupun di seluruh jagat raya alam semesta. Hadirnya kita dalam lingkaran malam hari ini dan masih sanggupnya kita berdiri untuk menjalani kehidupan ini menjadi tanda masih dibukakannya pintu kasih sayang Allah untuk memberi kesempatan kita agar kembali mengumpumpulkan "Tabungan" Amal kita untuk bekal kelak di alam akhirat sana sambil terus membuang "Slilit-slilit" yang menyelip di ruang dzohir dan batin kita.

 

SLILIT/SELILIT yang dalam KBBI berarti 1) Sisa makanan (daging dan sebagainya) yang menyelip di sela-sela gigi; 2) Sesuatu yang menjadi perintang (Kata kiasan). Dalam pentadaburannya , dapat kita petik hikmah di dalamnya. Seperti yang akan kita gelar bersama gerbang sinau bareng untuk kemudian bisa kita selami bersama hikma-hikmah di dalamnya.

 

Tak terasa kebersamaan dalam merangkai bangunan rumah "POCI MAIYAH" sudah memasuki Tahun ke 7. Banyak sekali progres yang sedang di jalani, baik dalam ruang kehidupan pribadi dari masing-masing penggiat, keluarga, maupun dalam tubuh internal komunitas sendiri. Ikhtiar untuk memberdayakan diri sendiri demi berlangsungnya kehidupan yang jauh lebih baik lagi menjadi pemacu yang cukup kuat sebagai syariat kita dalam memperbaiki semua sisi kehidupan. Memperbaiki Iman kita, memperbaiki akal kita, mengobati hati kita, dan memperbaiki semua yang berpotensi membuat kita kembali merugi, jatuh dan tersungkur lagi. Bukan tanpa penghalang saat kita mencoba merangkak naik memperbaiki diri memungut cahaya-cahaya dan nafkah lahir batin untuk diri sendiri dan keluarga kita. Bahkan tak jarang semua harus kembali dimulai dari nol, saat guncangan hebat mengganggu kestabilan kita dalam berjalan maju.

 

SLILIT menjadi Kata yang juga bisa disama artikan dengan sebuah persoalan/permasalahan. Yang meskipun kecil dan hanya terselip di sela-sela gigi, jika dibiarkan akan menjadi sarang bertumbuhnya kuman dan bakteri. Kalaupun jika harus dibuang, maka alat yang digunakannya pun harus bersih dan steril dan penuh dengan kehati-hatian. Karena jika sembarangan saja, bisa menusuk gusi dan membuat sakit gusi kita. Sama seperti persoalan-persolan kecil yang ada di sekitar kita. Jika kita tidak "Telaten" menganalisa permasalahan-permasalah sederhana dan berusaha menyelesaikannya, maka lama kelamaan akan menumpuk dan membuat beban berat pada diri kita yang kemudian menjelma menjadi masalah besar. Sama halnya permasalahan-permasalahan yang ada di negara ini, jika satu sama lain antar pemerintah dan rakyat tidak bisa peka menganalisa permasalahan-permasalahan yang ada, dan berusaha menyelesaikannya sesuai kapasitas dari masing-masing individu maupun instansinya, dapat di pastikan bakal terjadi permasalahan-permasalahan baru yang kemudian menjadi PR bersama yang lebih besar lagi.

Ihdinasshirothol mustaqiim.

 

"Janganlah engkau melihat kecilnya maksiat tetapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat." Bilal Bin Saad

Jumat, 03 Februari 2023

Ayat-Ayat Semut


Mukadimah Poci Maiyah Februari 2023

Oleh: Khairul Fahmi



Pada bulan februari ini tepat di pertemuan awal memasuki bulan pertama di tahun ke tujuh. Pocimaiyah mengambil tema ayat-ayat semut. Seperti kita tahu dalam Al-Quran ada sebuah surat yang diberi nama An-Naml yang berarti semut. Banyak kisah nabi-nabi di dalam surat An-Naml untuk dijadikan pembelajaran bagi kita semua. Seperti ada kisah Nabi Musa A.S. yang melemparkan tongkat kemudian menjadi ular kemudian dianggap sihir, dan juga kisah Nabi Sulaiman A.S. yang diberikan anugrah bisa memahami bahasa binatang seperti mendengarkan obrolan semut dan juga berbicara dengan burung hud hud.

Nabi Sulaiman juga dikisahkan memiliki kekayaan yang sangat berlimpah. Ada juga kisah Nabi Saleh A.S dengan kaum tsamud yang bangunan rumah-rumah megahnya diruntuhkan oleh Allah SWT, ada kisah Nabi Lut dan kaumnya yang melakukan hubungan percintaan sesama jenis. Terakhir ada kisah orang-orang yang tidak percaya dengan hari kebangkitan.

Dari kisah-kisah di atas mari bersama kita tadabburi bahwa apakah itu seperti amtsal untuk fenomena yang banyak terjadi saat ini. Ular penyihir masa nabi Musa saat ini bernama media sosial. Para konglomerat di zaman ini mungkin adalah Ratu Balqis di zaman Nabi Sulaiman. Para pemuja bangunan megah adalah kaum tsamud masa Nabi Sholeh, dan kaum sesama jenis sehingga menjadi ramai di piala dunia qatar itu juga seperti masa nabi Lut.

Kisah yang menarik adalah bagaimana Para penyihir Firaun di zaman Nabi Musa ada yang akhirnya beriman meskipun akhirnya dibunuh oleh Firaun. Ratu Balqis sendiri akhirnya beriman kepada Allah karena melihat lantai kaca yang dikira kolam besar. Kaum tsamud sendiri hanya tersisa bangunan megahnya saat ini. Untuk kaum nabi Lut ditimpa hujan batu.

Kita bisa membayangkan bahwa untuk masing-masing masalah itu diutus satu Nabi. Bagaimana jika kita melihat semua masalah dalam kisah di atas ada di zaman sekarang ini? Mungkin butuh seseorang yang berkapasitas seperti Nabi Musa A.S., Nabi Sulaiman A.S., Nabi Sholeh A.S dan Nabi Luth A.S. Tapi siapa?

Jumat, 06 Januari 2023

SAKUASANE



 Mukadimah Poci Maiyah Januari 2023 Oleh: Rizki Eka Kurniawan


Heaven helps those who help themselves” 

(Tuhan akan menolong orang-orang yang mau berusaha)



Kehidupan kita saat ini sangatlah berbeda dengan kehidupan kita di tahun lalu. Perubahan terasa begitu cepat, bahkan terkadang membuat kita sampai-sampai tidak menyadarinya bahwa segala sesuatu atau mungkin bahkan keseluruhan dari dunia kita telah berubah.


Kita melihat beberapa keluarga, teman, tetangga, sanak saudara ataupun orang yang belum kita kenali telah “sukses” lebih dulu dari kita. Dan kita mendambakan hidup seperti mereka yang berkecukupan harta dan mempunyai status sosial tinggi di masyarakat. 


Terkadang, di dalam hati kita mengadu nasib. Perasaan iri kerap kali mendominasi hati, membuat hidup kita menjadi tidak tenang, cemas dan tersisihkan. Kita bertanya: “Kenapa orang-orang bisa lebih dulu sukses dari kita?”


Saya sangat yakin, manakala hati dan pikiran kita telah bertanya semacam ini, kita pasti mengalami suatu kegelisahan yang dahsyat, perasaan dipenuhi emosi negatif yang bergejolak, bingung dan putus harapan. Kita menjadi sangat frustasi, seolah-olah dunia tidak berpihak pada kita, seolah-olah kita menjadi makhluk paling menderita dan seolah-olah Tuhan pilih kasih dalam menentukan takdirnya.


Sama sekali tidak! Semua tuduhan negatif kita kepada dunia, kepada takdir bahkan sampai kepada Tuhan, tidak bisa dibenarkan! 


Dalam sebuah pertemuan Mother Poci Maiyah di kediaman Mas Samsul, kita berbicara banyak hal mengenai ekonomi dan perubahan sosial. Sampai-sampai salah seorang pegiat mengeluarkan kalimat yang sangat revolusioner, katanya:

“Tuhan telah mempercayakan takdirnya kepada kita, maka jangan pernah mengecewakan-Nya!”


Begitulah kalimat tersebut mendasari semangat masyarakat Poci Maiyah. Semangat untuk tetap hidup, berjuang dan mempertahankan kehidupan. Semangat untuk terus melipatgandakan kebaikan dan kebermanfaatan.


Tidak ada satu pun alasan yang bisa kita jadikan alibi untuk menyerah, tidak ada waktu bagi kita untuk berlarut-larut mengeluh pada nasib yang kita anggap buruk. Masyarakat Poci Maiyah dididik untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam memberi. Seperti kata Maha Guru Sufi:


“Kami diajarkan untuk tetap memberi, meskipun dalam keadaan tidak memiliki”


Dalam arti, kehidupan kita harus diserahkan sepenuhnya untuk produktivitas dan kebermanfaatan serta berkontribusi terhadap masyarakat secara luas. Dan salah satu cara kita dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas kita dalam memberi adalah dengan meningkatkan taraf ekonomi, paling tidak kita bisa menyelamatkan diri kita sendiri dari kemiskinan materi.


Oleh karena itu, kita harus sadar secara kolektif bahwa setiap jam yang kita miliki bernilai uang jutaan rupiah, maka janganlah kita menyia-nyiakan waktu, jangan membuang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak perlu.


Bilamana kita bisa memanajemen waktu dengan baik, kita bisa menghasilkan cukup banyak uang, karena salah satu sifat alami uang adalah bisa dilipatgandakan. Uang mempunyai sifat produktif yang menghasilkan. Dengan uang kita dapat menghasilkan uang dalam jumlah yang lebih banyak.


Kita hanya perlu cukup keberanian untuk memulai, untuk mengambil resiko dari setiap pilihan yang kita tentukan. Jika kamu ingin berusaha atau memulai karir di suatu perusahaan, hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah memulai, bukan memikirkan bagaimana kamu akan sampai.


Beranikan dirimu untuk mengambil resiko dari setiap kesempatan yang datang. 

Perubahan sangat besar justru terjadi dalam bingkai waktu yang sangat sempit.

Ketika sama sekali tidak disangka-sangka, kehidupan justru menyodorkan kita tantangan untuk menguji keberanian dan kemauan kita untuk berubah. Jika saat seperti itu tiba, tak ada gunanya berpura-pura sesuatu belum terjadi, atau mengatakan kita belum siap.


Mulailah selagi ada kesempatan. Beranikan dirimu untuk membuka masa depan yang baru! 


Dan sebagai tambahan, saya ingin menceritakan sedikit kisah menarik dari Bali, tentang kisah komunitas kera di daerah Sangeh Bali. 


Pada mulanya, komunitas kera tersebut dipimpin oleh seekor kera yang mempunyai ukuran badan yang lebih besar dan bentuk rambut yang panjang, berbeda dari kera-kera lainnya yang mempunyai tubuh lebih kecil dan rambut yang pendek. 


Namun, di setiap tahun selalu ada tradisi di komunitas kera tersebut untuk memperebutkan kursi kepemimpinan dengan cara berduel secara fisik. 


Dan bilamana ada seekor kera penantang yang bisa mengalahkan sang pemimpin, maka ia akan diangkat sebagai pemimpin baru dan pemimpin lama yang kalah akan diusir dari komunitasnya. 


Suatu keajaiban yang menarik di sini, pada saat kera penantang itu menjadi pemimpin, beberapa bulan kemudian secara fisik tubuh kera tersebut menjadi lebih besar dari kera lainnya dan rambutnya memanjang berwarna putih seperti pemimpin kera yang lama. 


Seakan-akan ada zat kepemimpinan di dalam diri setiap kera. Dan zat kepemimpinan itu baru aktif manakala kera tersebut telah berhasil menduduki kursi kepemimpinan. 


Kejadian semacam ini, mungkin seperti sebuah keajaiban, secara tiba-tiba kera kecil yang memenangkan pertarungan dan menjadi pemimpin baru mengalami perubahan yang dratis; tubuhnya jadi besar dan rambutnya jadi panjang berwarna putih. 


Dan saya kira, hal ini tidak hanya terjadi di komunitas kera saja, manusia atau bahkan mungkin makhluk lainnya juga mengalami ini. Manakala ia telah diberikan suatu tanggung jawab atau ia telah mengambil suatu resiko dan menentukan pilihan hidup. 


Alam secara langsung membantunya, zat-zat tersembunyi dalam diri kita akan aktif secara tiba-tiba. Dan kita akan mengalami perubahan yang tak disangka. 


Dari kisah ini, cukuplah bagi kita untuk percaya, bahwa dalam hidup. Bilamana kita ingin sukses, maka kita tak perlu takut gagal ketika telah mengambil keputusan, meskipun keputusan itu tampak begitu suram, namun percayalah alam tak akan tinggal diam meninggalkanmu menderita sendrian. Ia selalu ada untukmu, bahkan saat kamu tidak sadar akan keberadaan-Nya. 


Kamis, 01 Desember 2022

LUNGLUNGAN

 



Mukadimah Poci Maiyah Desember 2022
 Oleh: Mustofa Ups

 

Beberapa tahun silam, saat proses renovasi tahap pengecoran pada sebuah madrasah di salah satu kampung di Tegal, warga masyarakat sekitar dan juga para alumninya berbondong-bondong untuk turut membantu. Peng-estafetan semen cor yang dilakukan dari satu orang ke yang lainnya untuk dituangkan dari bawah ke bagian paling atas pada bangunan madrasah itulah yang masyarakat menyebutnya dengan "lung-lungan" / "ulung-ulungan". Proses lunglungan itu mempunyai makna filosofis sendiri Jika digali lagi secara lebih mendalam. Semangat gotong royong antar sesama, bahu membahu dan bekerjasama untuk mencapai tujuan sukses bersama adalah nilai-nilai kebaikan yang ada di kegiatan lunglungan ini.

POCI MAIYAH

EDISI BULAN DESEMBER 2022.


Beberapa bulan terakhir Mbah Nun, dan jamaah maiyah di berbagai simpul telah menggelar Tawassulan. Tradisi tawasulan sendiri sudah berlangsung sejak lama khususnya di Nusantara ini. Sementara konsep tawasul yang dijalanipun bermacam-macam bentuknya.

 

Para sesepuh mengajarkan kita tentang bagaimana kemudian dalam berdoa dan memohon kepada Allah atas tiap hajat agar juga mengawalinya dengan bacaan-bacaan tertentu yang diambil dari ayat-ayat suci Al-Qur'an, Sholawat, maupun dari wirid tertentu yang diajarkan oleh para ulama pendahulu dan juga menyebutkan nama-nama orang tertentu yang dianggap sebagai wali-wali Allah. Hal ini di maksudkan agar keberkahan dan juga limpahan-limpahan kebaikan lainnya juga Allah berikan kepada kita semua yang tengah berdoa.

Sementara Mbah Nun sendiri menegaskan mengapa kita perlu tawasulan?

Mbah Nun menyampaikan bahwa kita tawassulan karena menyadari bahwa ada dalam hidup kita ini hal-hal yang kita tak mampu mengatasinya. Karena itu, tak ada jalan lain selain mengemis atau nyuwun paring-paring kepada Allah SWT. Itulah makna inti tawasulan yang disampaikan oleh Mbah Nun.

Maka Jika ditarik dari kedua hal di atas, di antara hikmah yang bisa diambil adalah bagaimana kemudian kita bisa meyadari bahwa sekuat apapun kita, sealim apapun kita, dan sepandai apapun kita dalam memahami pengetahuan, pada akhirnya kita tetap saja memerlukan pihak lain sebagai perantara kita bisa berjalan dan menuju finish yang sejati, Allah SWT. Karena biar bagaimamapun, ilmu dan pengalaman kita sangatlah terbatas. Jadi untuk bisa memahami ilmu Allah yang tak terbatas itulah ,kita memerlukan bantuan orang lain untuk memperluas resolusi ilmu kita. Meskipun takkan mungkin bisa kita sampai pada titik itu.

Sebagaimana Allah mengajarkan kita tentang sholawat agar kitapun harus berterimakasih kepada Rasulullah, karena perantara beliau, kita bisa mengenal Allah dan juga apa-apa yang menjadi Perintah maupun larangan-laranganNYA. Juga kepada Sahabat, dan juga para penerusnya hingga sampai sekarang.

Wallahu a'lam bisshowab

 

MENGGEMBALAKAN DIRI SENDIRI

Karena pada hakekatnya tidak seorang pun sanggup dan bisa menilai orang lain,maka kita sendirilah yang dalam hati dan batin kita masing-masing harus menjadi pengawas diri sendiri.

Setiap pandangan dan sikap orang lain atas kita sangat membantu penglihatan diri itu. Dialektika horisontal dengan orang lain sangat menolong kita dalam memacu menggembalakan diri sendiri.

Emha Ainun Nadjib