Selasa, 18 Januari 2022

Mukodimah dan Harmoni Yang Mengiringinya

 

Reportase Poci Maiyah

7 Januari 2022

 

 Mukodimah dan Harmoni Yang Mengiringinya



Sudah tidak asing bagi para jamaah Poci Maiyah, untuk mendaras mukodimah setiap Sinau Bareng akan dimulai. Mukodimah itu apa sih? Mukodimah adalah sebuah catatan tentang interpretasi, dari observasi penulis mukodimah atas tema yang akan disinaui. Diamana setiap kata dan kalimatnya, ditulis secara mistis, serius dan kental dengan aroma spiritualnya oleh penyunnya.

Mas Risky Eka Kurniawan, salah satu yang intens menuliskan mukodimah Poci Maiyah pernah menyampaikan ;

“Aku butuh momentum khusus buat nulis mukodimah Poci Maiyah, tidak seperti menulis hal-hal lainnya. Seperti menghadiahkan fatihah untuk Kanjeng Nabi dan guru-guru yang lain tidak boleh ditinggal sama sekali. Atau seperti hati ini harus klik dulu dengan Gusti Allah agar mukodimah ini bisa ditulis dan selesai.”

Dari hal tersebut, kita bisa mengetahui, bahwa mukodimah Poci Maiyah, yang dibaca secara bergantian pada setiap gelaran, dari satu jamaah ke jamaah lainnya, tidaklah sembarangan  proses penulisannya. Ada semacam gairah dan harapan yang penulisnya rasukan kepada setiap kata dan paragraf pada saat mukodimah itu diproduksi. Sehingga harapan setiap penulisnya adalah ; saat mukodimah ini disuguhkan kepada pembaca, pembaca juga akan turut serta mengalami getaran dan alirannya.

Mukodimah poci maiyah juga menjadi titik penting bagi jalannya Sinau Bareng, karena tanpa mukodimah, pembahasan pada Sinau Bareng bisa mengalami kebingungan untuk bagaimana memulainya. Dan prosesi pembacaan mukodimah ini juga penting. Yakni, bagaimana para pembaca bisa secara mudah, untuk turut diajak tenggelam dan merasakan apa yang dirasakan oleh penulis.

Di fase ini, jamaah biasanya akan mendengar back sound music, yang menjadi iringan saat pembacaan mukodimah. Entah itu alunan instrumental atau lagu-lagu yang memang sudah di siapkan oleh pegiat sedari awal.

Seberapa penting sih keberadaan back sound pada saat pembacaan mukodimah? Mengutip kalimat seorang sufi dari India, Hazrat Inayat Khan, beliau menyampaikan ;

“Divine sound is the cause of all manifestation. The knower of the mystery of sound knows the mystery of the whole universe.”

Dan juga beliau menyampaikan ;

“There are two aspects of individual harmony: the harmony between body and soul, and the harmony between individuals. All the tragedy in the world, in the individual and in the multitude, comes from lack of harmony. And harmony is the best given by producing harmony in one's own life. ”

Pada dua kutipan di atas, Hazrat Inayat Khan, seorang Sufi yang juga seorang Maestro musik, semacam memberikan gambaran kepada umat manusia, bahwa keberadaan musik, harmoni dan suara tidak bisa terlepas dari keberadaan manusia itu sendiri.

Seperti seseorang yang play list di smart phonenya dipenuhi dengan jenis musik bersifat melankolis, akan cenderung memiliki sifat yang lemah lembut, dan yang play listnya dipenuhi dengan jenis musik bersifat ceria, akan tercermin pada ekspresi wajahnya. Dan tentu, Hazrat Inayat Khan telah mencapai dimensi yang jauh lebih dalam dan lebih tinggi dalam pengembaraan spiritualnya lewat musik.

Sebagaimana tidak bisa kita pungkiri bahwa musik memiliki kekuatan yang aneh, mistis dan misterius. Yang bisa dengan tiba-tiba mempengaruhi mood seseorang, dan bisa tiba-tiba pula memerngaruhi keputusan seseorang dalam memandang realitas.

Di sinilah, Poci Maiyah berusaha menggemakan suara hati terdalam para pesinaunya untuk muncul dipermukaan, untuk kembali merobek semua topeng-topeng yang dikenakannya, untuk kembali merasakan divinitas sejati hubungan dirinya dan hatinya, yang tergambar ; lewat ekspresi, getaran suara, lantang kejujuran dan emosi yang tercermin, saat membcaca mukodimah, beserta setiap alunan suara yang mengiringinya.

*Redaktur Poci Maiyah