Sabtu, 28 Oktober 2017

Membangun Kedalam


Ditengah hiruk pikuknya dunia yang dibilang modern saat ini, dimana orang-orang modern berlomba unjuk kepandaian dibidang teknologi dan infrastruktur yang katanya untuk kemakmuran rakyat dan kemajuan Negara justru saya merasa gusar, tentu kegusaran saya ini sangat tidak akan bisa diterima di mindset orang-orang modern saat ini, bahkan mungkin mereka menganggap saya orang kuno yang tidak mau maju. Tapi kegusaran saya bukan tanpa alasan, justru saya gusar karena tidak bisa menangkap apa yg dimaksud mereka untuk kemakmuran dan kemajuan?

Makmur untuk siapa? Dan maju kemana? Kalo mereka bilang untuk kemakmuran rakyat, rakyat yang mana? Dan apa indikasi dari kemakmuran kalo bukan materiil? Apakah ada di Pancasila yang menganjurkan untuk bertujuan kemakmuran? Kalo memang bertujuan untuk rakyat, bukan kemakmuran yang rakyat butuhkan melainkan “keadilan” keadilan sosial yang berdaulat.

Kemajuan kemana? Tujuan kita yang sejatinya itu kemana? Kenapa orang-orang modern sekarang ini sangat gemar meniru dan mengadopsi budaya-budaya barat hingga teknologi dan infrastruktur? bahkan membanggakannya dengan menyebutnya suatu Kemajuan? Yang sejatinya justru itu adalah ketertinggalan. Bahkan yang mereka banggakan itu tidak akan laku di loket akhirat nanti.

Tapi syukurnya ditengah kegusaran saya masih ada rasa Pe-De dan keyakinan saya bahwa pada waktunya nanti akan ada kaum yang dicintaiNya dan mereka juga sangat mencintaiNya, dimana orang-orang dari kaum itu adalah mereka yg selalu “Membangun keDalam” yang selalu ikhlas, setia bahkan sangat tangguh untuk tidak merasa ngantuk hingga jam 3 pagi. Mereka datang dan berkumpul dengan ikhlas tanpa dibayar, mereka selalu setia dalam cinta dan kemesraan denganNya, mereka saling mengingatkan dan saling menjaga satu sama lain. Mereka adalah Oranga-orang maiyah.

 Mejasem 27 - Oktober - 2017
 *Hadi Firmansah