Kamis, 31 Mei 2018

GUMOH



MUKADIMAH POCI MAIYAH JUNI 2018
Oleh : Muhammad Fatkhul Bary Lu’ay

"....Demi Dzat Yang Jiwaku berada di dalam GenggamanNya.... "
Sekiranya kita dianugrahi kesempatan untuk kembali ke masa silam, kemudian dizinkan menyelami-merasai apa-apa yang terjadi saat itu, dengan disertai seperangkat lengkap kesadaran, ilmu,  pengetahuan, kebijaksanaan,  juga kedewasaan di titik di mana kita berada pada detik ini.
Mulai dari bagaimana tiba-tiba kita bisa berada di dalam rahim seorang wanita, tidak dapat melihat dan berbicara,  namun sekiranya masih bisa mendengar dan merasakan apa-apa yang bergetar-mengalir-bergelombang menyelimuti tubuh dan ruh, apakah kemudian kita akan mengerti apa itu kebenaran, kebaikan dan cinta?

"...Demi Dzat Yang Jiwaku berada di dalam GenggamanNya.... "
Sekiranya kita dianugrahi kesempatan untuk kembali ke masa silam, dengan kali pertamanya kita melihat dunia, setelah proses mengerikan terhimpit dalam beberapa waktu untuk dipaksa pergi! di usir dari tempat semula menuju entah kemana. Rasa takut, kaget, panik itu tidak kian menghilang, justru ditambah dengan kebingungan akut tentang; "apa sebenarnya yang terjadi?", "dimana sebenarnya aku berada?", "lafadz apa itu yang dingiang-ngiangkan di telingaku?", "Allah,  Muhammad?  apa itu, atau siapa yang berada di dalam kata tersebut?". Tanpa kekuatan dan daya,  hanya bisa menangis, namun kembali itu menjadi pertanyaan "dari mana aku belajar untuk menangis?", "siapa pula yang mengajariku membahasakan apa yang kurasakan dengan cara menangis?", apakah kemudian saat itu kita akan mengerti apa itu kasih-sayang,  pilihan-pilihan,  Muhammad Sang Manusia Agung, serta Tuhan Pemilik Semesta?

"...Demi Dzat Yang Jiwaku berada di dalam GenggamanNya.... "
Sekiranya kita dianugrahi kesempatan untuk kembali ke masa silam, aku hanya tahu bahwa rasa yang paling menyakitkan adalah terbuang dari perhatian,  kasih-sayang, dan cinta. Lalu itu semua terhimpun menjadi akibat, tentang tahuku bahwa betapa menakutkannya rasa lapar. Ketakutan ini bahkan lebih dahsyat dari awal pertama aku dilahirkan. 

Hingga suatu ketika ada hal aneh yang terjadi, "Aku Gumoh!". 

Bagaimana bisa? Kenapa? Bukankah bayi adalah makhluk suci tanpa dosa,  yang berbuat salahpun tidak mampu? jangan-jangan karena air susu itu, tapi air susu adalah intisari terbaik yang Allah berikan kepada seorang ibu, lantas kenapa Aku Gumoh? Aku hanya merasakan lapar, dan aku meminumnya tanpa ragu, tidak lebih. Lalu dimana letak kekeliruannya? aku makhluk suci, yang juga mengkonsumsi sesuatu yang baik pula, kenapa justru tubuhku malah berontak? kenapa air susu  yang baik itu justru malah aku muntahkan? Tidak ada yang salah dengan rasa lapar, tidak ada keburukanpun dalam air susu ibu, tidak ada pula satu kejahatanpun di dalam diri seorang bayi, namun?

"...Demi Dzat Yang Jiwaku berada di dalam GenggamanNya.... "
Apakah aku telah berbuat kesalahan?